Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ini Dia, Lima Tradisi Ramadan yang Tetap Bertahan Hingga Kini

9 Mei 2019   19:10 Diperbarui: 9 Mei 2019   19:15 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan, bulan yang sangat istimewa. Bulan dari seribu bulan. Tak heran banyak tradisi yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyambut bulan mulia ini. Semuanya untuk membuat Ramadan semakin semarak. Hari ini saya akan bercerita tentang lima tradisi Ramadan yang masih eksis hingga kini.

1. Megengan

images-1-5cd4164a6db84337af679a56.jpeg
images-1-5cd4164a6db84337af679a56.jpeg

Megengan Kubro Bersama Gubernur Jawa Timur (Diambil dari Kompas)

Menjelang datangnya bulan puasa, masyarakat Jawa khususnya Jawa Timur menggelar tradisi megengan. Mengengan berasal dari kata berasal dari kata megeng yang artinya menahan.

Tradisi mengengan sebagai peringatan kepada kita, bahwa sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadh an dimana kita diwajibkan menahan segala hawa nafsu dengan sebuah ibadah bernama puasa.

Megengan identik dengan kue apem. Kenapa harus kue apem?

Kue Apem sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu afwan yang artinya maaf atau ampunan. Kue yang berbahan dasar tepung beras ini menjadi kue yang wajib dihidangkan pada acara megengan.

Diharapkan masyarakat yang memegang tradisi ini dapat menarik pelajaran dari kue Apem yang dijadikan simbolik untuk memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang dibuat. Selain itu agar bisa saling bermaaf-maafan antar sesama warga.

Kalau di kompleks perumahan saya, megengan diperingati dengan makan bersama. Makanan yang dimasak berasal dari masakan yang dimasak oleh warga sendiri.

2. Nyekar

Nyekar atau berkunjung ke makam kerabat yang sudah meninggal. Membersihkan makam dan berziarah adalah tujuan dari tradisi ini. Biasanya nyekar dilakukan setiap sebelum bulan Ramadan.

Nyekar ke Makam Papa (Dokpri)
Nyekar ke Makam Papa (Dokpri)

Makna tradisi ini adalah untuk semakin mengingat kematian. Menjadikan Ramadan sebagai momen memperbaiki diri, mencari bekal kematian. Selain itu juga sebagai wujud kasih sayang, pada kerabat yang sudah tiada.

3. Maaf-Maafan

Dulu sebelum aplikasi chatting bermunculan, menjelang Ramadan akan banyak sms maaf-maafan. Saling memaafkan sebelum Ramadan menjadi tradisi yang masih dilakukan hingga kini.

Mungkin dengan bermaaf-maafan, harapannya bisa menjalani Radamadan dengan tenang, sudah bebas dari kesalahan. Kalau sekarang maaf-maafannya lewat chatting, bisa WA maupun line.

4. Patrol Sahur

Patrol Sahur (Diambil dari nu.or.id)
Patrol Sahur (Diambil dari nu.or.id)


Menurut saya, tradisi paling seru saat Ramadan adalah patrol sahur. Patrol sahur ini adalah tradisi keliling membangunkan orang untuk sahur.

Biasanya yang patrol adalah anak-anak. Mereka memukul kentongan sambil berteriak-teriak "sahur sahur sahur ". Seru kan, kalau ada tradisi ini ditempatmu, yakin deh kamu nggak perlu alarm untuk bangun sahur.

5. Bukber

Bukber with bestie (dokpri)
Bukber with bestie (dokpri)


Bukber atau buka bersama juga menjadi tradisi yang selalu ada saat Ramadan. Biasanya sih, jadwal bukber itu akan dimulai di minggu kedua hingga ketiga bulan Ramadan. Mulai bukber teman SMA, teman kuliah, teman kerja dan teman-teman lainnya. Bukber bikin puasa jadi lebih semangat.

Nah itu tadi lima tradisi Ramadan yang masih bertahan di daerah saya. Bagaimana denganmu? Apa tradisi Ramadan di tempatmu? Ceritanya ditunggu di kolom komentar ya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun