"Sebodoh itukah kamu semenjak aku pergi? Itu cincin," jawabnya tertawa.
"Kenapa mengejekku? Ini maksudnya apa? Dan..." belum selesai aku berkata.
Ori mengambil cincin dan menyematkan ke jariku.
"Empat hari lagi aku akan datang melamarmu". Ujarnya mantap.
"Dari mana kamu tahu kalau aku jomblo?"
"Dari wajahmu saat menyobek kertas dan melihat isinya,"
Ah, aku merasa semua darahku ada di kepala. Pipiku merona.
Lima menit berlalu. Senja pergi sambil menyisakan senyumnya. Dan juga kejutan darinya. Kami masih saja duduk berhadapan. Tanpa suara. Kami merindukan tatapan mata yang bertemu empat tahun lalu.