Mohon tunggu...
Dian Savitri
Dian Savitri Mohon Tunggu... Guru - Seorang pengajar dan perantau

Berkelana ratusan kilometer dari kampung halaman, mengumpulkan pengalaman demi secercah harapan di masa tua

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadiah Senja

23 November 2016   05:13 Diperbarui: 23 November 2016   07:29 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: hellomakassar.com

"Sebodoh itukah kamu semenjak aku pergi? Itu cincin," jawabnya tertawa.

"Kenapa mengejekku? Ini maksudnya apa? Dan..." belum selesai aku berkata.

Ori mengambil cincin dan menyematkan ke jariku.

"Empat hari lagi aku akan datang melamarmu". Ujarnya mantap.

"Dari mana kamu tahu kalau aku jomblo?"

"Dari wajahmu saat menyobek kertas dan melihat isinya,"

Ah, aku merasa semua darahku ada di kepala. Pipiku merona.

Lima menit berlalu. Senja pergi sambil menyisakan senyumnya. Dan juga kejutan darinya. Kami masih saja duduk berhadapan. Tanpa suara. Kami merindukan tatapan mata yang bertemu empat tahun lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun