Cahaya senja semakin jelas. Ia begitu angkuh melihatku. Senja terus mengingatkanku bahwa gelap akan datang. Aku sedang berusaha menghentakkan kaki ketika tiba-tiba seseorang menepuk pundakku.
"Jean," serunya.
"Aku kira kebiasaanmu datang terlambat hilang semenjak tinggal di negeri van oranje," ledekku kesal.
"Maaf,"Â
Dan untuk kesekian kali aku luluh melihat mata teduhmu.
Lima menit menuju gelap, masih duduk di depanku. Aku mendapat tiga bingkisan.
"Kenapa ada tiga? Aku hanya memesan keju dan benih tulip. Dan kotak ketiga, apa ini?" tanyaku tanpa berhenti.
"Bisakah kamu membuka kotak bergambar hello kitty lebih dulu?" ujarnya.
Aku merobek pembungkusnya. Meskipun bergambar kartun favoritku. Ah, aku tidak peduli. Sobekan kertas menjadi perantara kemarahanku selama ini. Dan terbukalah kotak itu.
Sebentuk cincin putih berhiaskan ruby.
"Apa ini?" aku mulai gusar.