Sebagian catatan diatas ini untuk menunjukkan bahwa era disrupsi itu sudah benar-benar ada.
Lalu bagaimana bersiap menghadapi "badai" disrupsi ini.
1. Ubah mindset
Carol Dweck, seorang professor psikologi dari Standford University dalam bukunya yang berjudul  "Mindset" memberikan gambaran bahwa, pada mental manusia terbagi atas fixed mindset (tetap) dan growth mindset (tumbuh). Fixed mindset merupakan kondisi mental seseorang dimana lebih sering pada "zona nyaman" sehingga sukarnya menerima tantangan baru, kondisi ini menyebabkannya keengganan berubah untuk menghadapi tantangan-tantangan baru disekitarnya. Alih-alih mencoba untuk menyelesaikan tantangan yang ada didepannya, malah cenderung menyerah dengan situasi yang ada.Â
Padahal dunia yang serba cepat ini cenderung berubah setiap saat. Seperti gambaran diatas, bahwa dinamika kehidupan dengan tantangannya menuntut untuk selalu berubah, apa-apa yang dengan dahulu kita anggap sudah berjaya, dengan cara yang sama, belum tentu akan meraih keberhasilan yang sama.
Yang kedua, growth mindset, mental ini membuat pemiliknya selalu siap menjadi pembelajar setiap saat. Tantangan yang dihadapi dianggap sebagai wahana untuk belajar selalu, adapun jika dalam perjalanannya ketika menghadapi kegagalan, maka adalah ajang baru untuk mendapatkan pengalaman berharga. Jatuh bangunnya perjalanan, merupakan momentum yang baik untuk selalu memperbaiki diri setiap saat.
Tipikal growth inilah yang sedianya ada pada era ini, selalu belajar hal yang baru, pada dasarnya, bukan pintarnya seseorang atau organisasi yang menjadi indikator kesuksesan dimasa ini, namun kemampuan untuk survive disegala situasi, belajar dari kesalahan kemudian bangkit lagi setelah mengevaluasi dan memperbaiki dirinya. Senada dengan kalimat mendiang Steve Jobs, "Stay Hungry Stay Foolish".
2. Inovasi dan perubahan
Tony Wagner, peneliti senior Learning Policy Institute, Amerika, dalam bukunya yang berjudul "Creating Innovators" menyampaikan point penting bahwa kita akan tiba disuatu masa, dimana ketika setiap orang memiliki akses terhadap informasi yang sama, setiap pihak bisa meng-googling apapun yang dia mau, mencari tahu peristiwa dengan kecepatan dan sumber yang sama-sama beragam. Apa kemudian yang menjadi pembeda keunggulan antara satu pihak dengan pihak yang lain ?, jawabannya adalah inovasi.Â
Walau inovasi ini berasal dari kemampuan manusia menyerap sejauh mana informasi dan akumulasi pengalaman, trigger penting munculnya inovasi terletak dari keberanian mencoba hal yang baru. Ingin selalu belajar, mindset yang tumbuh diracik dengan kreatifitas dan ide baru, akan menghasilkan inovasi.
3. Kolaborasi