Saya tersenyum manakala Pras katakan itu. Reren pun ikut melempar senyum kepada saya.
"Terimakasih Pras, berkatmu sekarang saya seperti ini. Saya tidak akan pernah melupakan kebaikanmu Pras. Kalian telah membantu saya," jawabku.
Suara ponsel Pras berbunyi. Ia perhatikan. Kemudian Pras meminta izin kepada kami untuk mengangkat telpon itu.
Pras meninggalkan kami berdua. Saya dan Reren terdiam, entah harus memulai dari mana lagi. Tak begitu lama, Pras nampak telah selesai menelpon, ia menuju kembali.
"Temuilah dia Jo. Dia masih menantimu," ucap Reren saat jarak Pras telah mendekati kami.
Tak ada ruang untuk saya menjawabnya. Kami kembali hening.
"Sebenarnya kami ingin membicarakan acara pernikahan kami, rencana beberapa bulan mendatang." Pras langsung melanjutkan obrolannya.
Dia sampaikan bahwa yang menelponnya adalah pihak yang akan menyukseskan acara pernikahannya.
"Apa yang bisa saya bantu Pras," tanyaku.
"Kau cukup datang saja Jo. Saya yakin banyak fansmu yang akan berjumpa denganmu juga nanti."
Hehe," saya tertawa simpul.