Riang seperti hujan
Yang tak memperdulikan tempatnya terjatuh
Yang dia tahu pelangi datang setelahnya
Kopi
BukuÂ
JendelaÂ
ilmu
Satu kesatuan yang tak terpisahkan
Bertemu
CintaÂ
Rindu
Kasih
Kadang bertabrakan dengan waktu
Memadu kasih itu seperti secangkir kopi
Mampu berbabur di pahit manisnya
Menjaga nikmatnya di panas dinginnya
Jangan bersedih
Jika pagi menjemputmu dengan mendung
Bersama ribuan tetes air yang menikam kelabu
Karena setelahnya ada warna yang memanjakan mata
Kita berpijak di panggung tak bertepi
Dengan skenario  yang amat hebat
Dengan takdir dan nasib saling berseblahan
Kita adalah boneka takdir
Namun kita yang membonekahi nasib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H