Sedia payung sebelum hujan, peribahasa ini perlu diaminkan para pelancong. Kalau tidak, kapok belakangan. Sebab penyesalan datangnya telat, kayak wanita terlambat datang bulan.
Awal Mei 2015 lalu, sudah sudah dikabari istri supaya rajin berselancar di internet, mencari tau tentang ini-itu seputar negeri kanguru yang akan saya kunjungi. Tapi dasar pemalas, saya menolak melakukannya. Seperti biasa, saya merasa bisa melaluinya tanpa persiapan apa-apa. Jangankan mencari tau soal suhu, cuaca, jenis kuliner, saya hanya peduli dengan informasi seputar keistimewaan kota-kota di sana.Â
Nah, jaket atau sweater sama sekali tidak saya siapkan. Apalagi seputar hal-hal krusial seperti power bank, charger dan lainnya. Alhasil, apa yang diperingatkan istri saya benar-benar terjadi.
Waktu itu, kunjungan ke Australia berlangsung sepekan. Perjalanan itu mengesankan karena saya bisa belajar banyak hal di negeri orang, secara gratis, bahkan diberi uang kantong yang lumayan gede.
Kunjungan ke negeri kanguru itu tak lain adalah bonus. Berkat restu Allah, tulisan panjang saya yang berjudul "Agar Suara Tidak Hilang" didaulat juri sebagai naskah terbaik tentang kepemiluan di tanah air.
Kunjungan ini difasilitasi oleh Australia Electoral Commission semacam KPU-nya. Dalam kunjungan tersebut, saya diajak berkeliling ke kantor KPU mereka (termasuk ke KPU negara bagian), berkenalan dengan para komisionernya, mempelajari model kepemiluan Australia yang berbasis riset.
Bagi Australia, riset dianggap sesuatu yang amat penting dan strategis mempengaruhi kebijakan pemerintah. Riset terhadap kebijakan, implementasi hingga terhadap anggaran.Â
Saya juga belajar bagaimana Australia memberi subsidi pendidikan kepemiluan bagi anak-anak sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA, serta bagaimana mereka menjangkau kaum marginal dan melayani akses kepemiluan bagi tuna netra. Banyak hal baru yang saya reguk dari sana. Termasuk, saya juga diajak bertandang ke kebun binatang di Canberra.
Model Colokan
Colokan listrik di Australia ternyata memiliki tiga titik lubang. Sementara power socket yang umum dipakai di negeri kita hanya yang model dua titik. Model power socket dinamakan tipe C. Model tersebut juga jamak di pakai oleh Singapura, Hongkong, Malaysia, Inggris, Afrika dan Irlandia.