Setiap hari mereka "tergoda" untuk mencari dan membaca postingan-postingan di media sosial. Mereka belum celik dalam memilah bacaan yang baik untuk dirinya. Mereka terjebak dalam luapan informasi sampah di media sosial. Dan sekali lagi, kita orang dewasa bertanggung jawab atas ketidaknyamanan itu.
Melalui artikel pendek ini, izinkanlah saya mengajak kita semua untuk menyadari kekeliruan besar. Agar kita mau mengambil sikap. Marilah kita, mulai hari ini berjuang dalam panji literasi, memanfaatkan media sosial untuk kebaikan bersama. Mari kita rem diri kita dari memosting informasi-informasi tentang kecelakaan yang tanpa sensor.Â
Kita seriusi memakai diksi yang tepat, mengubah gaya komunikasi kita agar ramah pada anak. Dengan demikian, kita menjadikan dunia media sosial sebagai jagat yang justru berfaedah bagi anak-anak ketika mereka sedang berselancar di internet.
Tentu, pendampingan kita sebagai orangtua terhadap anak-anak kita saat mereka berinternet amat perlu dipertahankan. Dengan begitu, setidaknya anak-anak kita tidak kita biarkan sendirian tanpa bimbingan.
Sekali lagi, ayo kita jadikan media sosial sebagai wadah yang sehat dan ramah bagi siapapun, khususnya anak-anak. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H