Mohon tunggu...
Dedy Gunawan
Dedy Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Suami dari seorang istri yang luar biasa dan ayah dari dua anak hebat.

Penulis, blogger, jurnalis, senimanmacro, fotografer, penikmat kuliner, traveler, guru, pelatih menulis, dan penyuka segala jenis musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sipolha Potret Indonesia Pinggiran

15 April 2016   12:15 Diperbarui: 4 April 2017   18:13 3484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuh dekade Indonesia merdeka, Sipolha, Kecamatan Simalungun, sumatera Utara belum mengenal listrik dan infrastruktur jalan.Padahal, program pembangunan dari desa kerap digadang-gadang pemerintah. Program itu ternyata hanya sebatas slogan. Buktinya masih banyak warga Negara kita di daerah pinggiran yang belum menikmati listrik. Mengunjungi Sipolha, di Kecamatan Sidamanik, penulis disambut dengan fenomena kesenjangan pembangunan. Infastruktur jalan tidak ada dan aliran listrik juga nihil. Padahal, Kabupaten ini salah satu daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat kaya dengan pendapatan daerah yang fantastis. Namun, keberpihakan pada daerah-daerah pinggiran sama sekali tidak ada. Tak heran jika denyut kehidupan di sekolah dan gereja sudah tak terdengar lagi. Karena sekolah telah berubah menjadi sarang anjing.

Berikut foto-foto yang penulis kumpulkan dari daerah Repa Sipolha Horison, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumut.

[caption caption="Rumah warga di tepi danau yang kontras dengan bukit menjadi pemandangan umum jika melihat desa Sipolha dari air Danau Toba. Desa ini belum pernah mendapatkan aliran arus listri dari PLN. Bahkan akses jalan raya juga belum ada."][/caption]

[caption caption="Rumah-tumah warga berbentuk sopo di desa Repa Sipolha Horison, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara kini banyak ditingglai warga karena tidak adanya listrik dan akses jalan "]

[/caption]

[caption caption="Nai Jeges sambil menggendong bayinya menapaki ujung kapal untuk berpindah ke dermaga, saat kapal merapat ke labuhan di Tiga Raja parapat, Simalungun, Sumatera Utara."]

[/caption]

[caption caption="Sebuah bukit di tengah danau Toba bagaikan seekor beruang raksasa dalam lingkaran kutub es. Sejumlah pinggiran danau Toba masih terlihat alami oleh pepohonannya."]

[/caption]

[caption caption="Sebuah bukit menjorok ke danau Toba menjadi satu pemandangan unik."]

[/caption]

[caption caption="Sebuah kapal penumpang sedang berada di tengah Danau Toba. Kapal menjadi satu-satunya alat transportasi bagi penduduk Sipolha menuju kota Parapat."]

[caption caption="Semak belukar telah menyelimuti rumah-rumah penduduk yang ditinggali. Desa Sipolha mulai ekurangan jumlah penduduk setelah pada 1995, sejumlah besar warga eksodus ke kota. Kini hanya sisa sekitar 100 KK dari 150 KK yang ada di sana. Eksodusnya penduduk sebagai akibat tiadanya listrik dan akses jalan raya."]
[/caption]

[caption caption="THEODORE G Bakkara, salah stau nelayan bersam rekannya naik solu (sampan) untuk mengarungi luasnya Danau Toba"]

[/caption]

[caption caption="Seorang nelayan di Sipolha sedang menjaring ikan di pinggiran Tao Toba. Menjaring ikan salah stau mata pencaharian penduduk setempat."]

[/caption]

[caption caption="Seorang nelayan muda berusaha menombak ikan di pinggiran Danau Toba. Masyarakat Sipolha sangat menjaga lingkungan danau Toba dari upaya pengrusakan lingkungan danau Toba karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. "]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun