Ridho, dari Medioncare mengaku harus rutin tiap hari mengunjugi kandang-kandang untuk mengontrol kesehatan ayam. Pemberian pakan berupa kerak goreng atau mi kadaluarsa telah menurunkan kesehatan ayam. Makanan kedaluarsa sangat mengganggu sistem pencernaan ayam. Sistem pencernaan yang tidak baik turut mempengaruhi produktivitas ayam bertelur.
Bahkan komposisi pakan yang kadang tanpa jagung dan bekatul telah memicu serangan lalat. Lalat-lalat banyak merubung wadah makan ayam. “Ini menjadi ancaman bagi kesehatan ayam,” terang sarjanan peternakan dari salah satu universitas di Padang itu.
[caption caption="Ayam-ayam dalam kurungannya. Ayam-ayam petelur ini tidak leluasa untuk bergerak. Mereka terperangkap dalam ruang jeruji seukuran dua kali badan mereka. Foto oleh Dedy Hutajulu"]
Bangkrutnya sejumlah peternakan ayam (broiler dan layer) di Langkat menjadi potret bagaimana dampak langsung kebijakan harga jagung di tingkat bawah. Kebijakan pemerintah seharusnya mendatangkan salam sejahtera bagi kelompok peternak di daerah. Karena itu, seyogianya, kebijakan dibuat dengan banyak pertimbangan dan analisa yang tepat. Dan sebuah kebijakan seharusnya lahir berbasiskan data yang akurat.
Ketika tak berbasis data, kebijakan hanya akan melahirkan sebuah bencana. Kebijakan penahanan impor jagung menunjukkan bagaimana data produkdi jagung dalam negeri tidak akurat. Dampaknya terasa di tataran atas dan gejolaknya menguat di bawah. Karena itu, amat perlu mencermati pernyataan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Hasil Sembiring yang menyebut neraca kumulatif ketersediaan jagung di Indonesia masih berlebih. “Jumlah produksi jagung kita mencapai 20,6 juta ton sedang total kebutuhan jagung 19,43 juta ton. Jadi neraca produksi kumulatif masih surplus,” ujarnya.
Namun pernyataan itu ditepis keras Fafik Doni, seorang peternak ayam petelur asal Subang, Jawa Barat. Fafik mengatakan, tingginya harga jagung bukti kebijakan pemerintah yang keliru terhadap data jagung. “Kita mulai kesulitan mendapat jagung, jika pun ada harganya melambung tinggi. Dengan harga jagung yang mahal, saya tidak yakin petani punya barang (jagung),” katanya menduga.
Omongan Fafik ada benarnya. Jika dikaitkan dengan ketidaksinkronan antara data statistik jagung yang dikeluarkan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) dengan data BPS periode 2014. USDA merilis, pasokan jagung lokal 9,2 juta ton, sedangkan BPS melaporkan 19,2 juta ton. Tahun 2013 data USDA 9,1 juta ton sedang BPS 18,8 juta ton. 2012 juga berbeda sekali. Data USDA 8,5 juta ton sedang BPS 19,3 juta ton. Data dari USDA tampaknya jauh lebih masuk akal.
Jika mengacu ke Data BPS 2014, pasokan jagung lokal 19,2 juta ton sedang kebutuhan total akan jagung di tanah air mencapai 19,43 juta ton, tetap saja kita masih kekurangan jagung. Sedangkan bila memakai data USDA, angka kekurangan jagung di tanah air mencapai 10 juta ton. Jika data ini disandingkan dengan pernyataan Hasil Sembiring, tentang “surplus” jagung patut dipertanyakan. Dan dugaan Fafik soal kekurangan jagung makin menguat ketika Menpan Amrin Sulaiman menegaskan, impor jagung akan terus dilakukan. Ini sinyal bahwa kekurangan jagung di tanah air masih kentara.
[caption caption="Lalat-lalat merubung pada makanan ayam. Lalat-lalat ini berpotensi mendatangkan penyakit pada ayam. Foto oleh Dedy Hutajulu"]
Tak jauh beda dengan tahun lalu, penyelamatan terhadap para peternak ayam serta pabrik pakan ternak tergantung pada kebijakan pemerintah. Kalau pasokan jagung di tanah air tidak mencukupi, impor tak terelakkan. Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Sudirman menyebut pabrik pakan ternak di Indonesia terus bertumbuh. Pada 2013 pertumbuhannya drastis, mencapai 68 pabrik dengan kapasitas produksi 18,5 juta ton. Di 2014 membengkak menjadi 82 pabrik dengan kapasitas produksi 20 juta ton. Dan di 2015 terus bertumbuh mencapai 84 pabrik dengan kapasitas produksi 21 juta ton.
Bertambahnya jumlah pabrik pakan ternak di Indonesia menunjukkan investasi terhadap pakan ternak kita cukup besar. Namun, Sudirman mengungkapkan selama 2015 ini, ada sejumlah pabrik yang terkapar lantaran menghadapi berbagai tantangan. Supaya tidak terjadi lagi kematian bagi para pengusaha ternak ayam di daerah, kendali harga jagung harus dibuat berdasarkan pertimbangan data yang akurat.