Dengan penggunaan buku berjenjang, Yanti mengakui, respon anak sangat positif. Mereka menjadi begitu aktif bertanya. "Kami mengupayakan bagaimana supaya anak menemukan sendiri pengetahuannya. Kami menggunakan pendekatan saintifik. Sehingga anak-anak terlatih menanya, mengamati dan menarik kesimpulan. Kami juga pantau progressnya," pungkasnya.
Tak hanya Yanti yang ada di kelas itu. Ia didampingi Nurul Hasanah (59), sesama guru kelas satu. Kehadiran Nurul demi mengoptimalkan pembelajaran, apalagi jumlah siswa sekitar 30 orang. "Perlu ada yang mendampingi," ujarnya.
Dengan pengalamannya menerapkan pembelajaran saintifik dengan memakai buku bacaan berjenjang, menurut Nurul, anak-anka punya pengalaman belajar yang lebih baik. Bahkan minat mereka terhadap sesuatu jauh lebih tinggi. Pandangan serupa dilontaskan Andrew Sisson, Direktur USAID, kemampuan anak membaca akan menolongnya lebihsukses mempelajari berbagai hal. Karena itu, sudah saatnya buku bacaan berjenjang digunakan.
[caption caption="Bocah laki-laki membaca santai dengan gaya tiduran"]
[caption caption="Kepala Bappeda Sumut Arsyad bersalaman dengan Direktur Misi USAID Andrew Sisson"]
[caption caption="USAID hibahkan 1,1 juta buku bacaan berjenjang bagi Sumut"]
[caption caption="Membaca sambil tiduran"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H