Mohon tunggu...
I Putu Dedy Darma Yuda
I Putu Dedy Darma Yuda Mohon Tunggu... Sales - Blogger

Kuli Internet

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Apa Itu Fase 5K di Dunia Kerja? Simak Penjelasannya!

7 Juni 2021   13:17 Diperbarui: 7 Juni 2021   13:45 2289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : freepik.com

Bekerja adalah salah satu kegiatan yang bisa dibilang menjadi rutinitas sehari-hari untuk sebagian besar orang. Rata-rata di Indonesia kita bekerja kurang lebih 40-45 jam perminggu. Tentunya ini adalah waktu ideal, dan sesuai dengan aturan ketenagakerjaan yang berlaku. 

Setiap orang ingin bekerja di tempat yang bagus, suasana nyaman serta team work yang solid. Karena  ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas kita sebagai pekerja atau staff. 

Kita bisa bayangkan atau bahkan pernah merasakan sendiri bagaimana rasanya duduk selama 8 jam di lingkungan kerja yang toxic, banyak drama, politik kantor yang extreme, atasan yang menyebalkan dan sebagainya. Rasanya benar-benar tidak nyaman bukan?

Biasanya ketika kondisi ini terjadi terus-menerus, rasa ingin keluar atau resign dari tempat tersebut sudah pasti muncul dalam pikiran. Mulai mencari-cari lowongan lain, mencoba-coba melamar dan akhirnya keterima ditempat baru.

Menemukan kantor baru dengan harapan semuanya akan lebih baik dari tempat sebelumnya ternyata tidak segampang belanja di marketplace. Kita pasti pernah merasa "tertipu" dengan tempat baru yang dari luar cukup punya kredibilitas baik tapi ketika kita sudah berhasil masuk menjadi karyawan disana ternyata tidak seindah bayangan. 

Mulai membanding-bandingkan lagi dengan perusahaan lama, dan merasa tempat yg lama jauh lebih baik. Sebagai karyawan, ini sangat wajar kita alami. Ini ibarat sebuah cycle yang memang sering terjadi apalagi status kita sebagai seorang kutu loncat. Fase ini biasanya disebut sebagi fase 5K. Apa saja? Ini dia penjelasannya.

1. Kagum

Pada fase ini, kita mulai tertarik dengan sebuah company karena kita mendengar dari banyak orang bahwa company ini cukup bagus entah dari sisi benefit, career development dan lain-lain. Mulai kagum dan berangan-angan menjadi salah satu karyawan disana. Selalu mengecek di job portal apakah company ini lagi buka lowongan atau tidak.

2. Kaget

Akhirnya berhasil masuk dan menjadi salah satu karyawan disana. Awal-awal kerja masih cukup menyenangkan. Semua berjalan sesuai dengan harapan dan ekspektasi anda. Tapi masuk bulan kedua, semua runtuh begitu saja. 

Satu persatu kebobrokan mulai kelihatan, mulai dari interna team yang lebih toxic dari perusahaan sebelumnya, pekerjaan yang tidak sesuai jobdesk, atasan yang pas interview cukup ramah tiba-tiba berubah galak, external departement yang kurang bersahabat, lembur yang tidak masuk akal dan lain-lain. Cukup mengagetkan ya?

3. Kecewa

Banyaknya masalah yang muncul dan ketidaksesuaian keadaan dengan ekspektasi diawal otomatis menimbulkan kekecewaan yg besar pastinya. Setiap pagi kayaknya kaki ini berat sekali untuk melangkah ke kantor. 

Ketika di kantor setiap saat melihat jam berharap segera jam pulang, produktivitas menurun dan alhasil kantor yang diidam-idamkan tiba-tiba berubah seperti neraka.

4. Kabur

Dari yang awalnya kagum, kaget dan kecewa sepertinya satu-satunya cara untuk bisa lepas dari tempat ini adalah kabur. Iya kabur, mulai lagi mengulang mencari-cari info lowongan kerja. Jabatan ataupun gaji downgrade tidak masalah, yg penting bisa segera kabur dari kantor ini. 

Sampai akhirnya surat pengajuan resign pun dikirim.

5. Kembali

Dari apa yang sudah dialami dan beberapa kali pindah tempat kerja, kembali ke perusahaan lama pasti pernah muncul dalam pikiran kita. Disini kita mulai sadar bahwa memang gaji yang lebih tinggi atau perusahaan yang lebih branded bukan jaminan kita akan menemukan kenyamanan disana. 

Sebagai seorang pekerja, ada baiknya memang kita pikir matang-matang kalau ingin pindah ke perusahaan lain. Jika orientasi kita adalah benefit atau jabatan, kita juga harus menyiapkan diri dengan situasi dan kondisi yang akan kita hadapi di tempat tersebut. 

Jadi, bijaklah ketika mendapat sebuah  tawaran kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun