Mohon tunggu...
Dedy Dahlan
Dedy Dahlan Mohon Tunggu... Konsultan - Passion Coach, Penulis Best Seller

Penulis buku Best Seller Lakukan Dengan Hati, Ini Cara Gue, dan Passion!. Business Director Mitologi Inspira. Anggota International Coach Federation (ICF), dan Certified Practitioner MBTI dari Myers Briggs Asia Pacific. |   Business Website : www.mitologiinspira.com YouTube : youtube.com/user/dedydahlan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Langkah Mengubah Hobi Menjadi Profesi

19 Januari 2017   16:37 Diperbarui: 19 Januari 2017   17:16 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata “hobi” sering jadi sinonim untuk ‘bermain’ atau ‘bersenang- senang’.
Kata “kerja” sering jadi sinonim untuk ‘ya ampun yaolooo, plis jumat dooong!’

Tapi gimana kalau Anda bisa menjadikan hobi sebagai pekerjaan dan profesi Anda? Jadi gimana tuh sinonimnya? Yang pasti, inilah mungkin yang bisa disebut sebagai target yang layak diimpikan.

Gimana nggak? Mengubah hobi jadi profesi, adalah ngejalanin hidup dengan dibayar untuk bersenang- senang!

Ini kayak kalau bos Anda mendadak kerasukan jin baik hati, yang bikin dia kerjaannya cengengesan sampai giginya kering, dan kemana- mana ngajak orang selfie, sambil manggut- manggut dan bilang, “Kamu kerja aja ih, boring banget! Sana main! Kerjain apapun yang kamu mau, nanti gua bayar luh buat main- main”!

Bayangin aja:

  • Kalau Anda hobi masak, Anda dibayar untuk terus memasak (sebagai chef atau caterer).
  • Kalau Anda hobi jalan- jalan, Anda dibayar untuk jalan- jalan (sebagai tour guide atau TV show host).
  • Kalau Anda hobi tampil depan publik, Anda dibayar untuk tampil naris di panggung (dalam show).
  • Kalau Anda hobi menulis dan membaca, Anda dibayar untuk terus menulis ide (sebagai novelis).
  • Kalau Anda hobi ngobrol, Anda dibayar untuk terus ketemu orang (jadi marketer dan negosiator).

Asik banget atau asik banget banget tuh?

Kalau kita ngerjain apa yang kita suka, profesi kita dari hobi kita, kita nggak perlu motivator! Siapa sih yang perlu disuruh buat having fun? Kesenangan itu adalah motivasi kita sendiri. Dan sebagai hasilnya, kerjaan kita itu akan bisa kita kerjakan optimal. Dan akhirnya juga, kita akan bisa terus menghasilkan yang terbaik dalam profesi kita.

Fun dapat, duit dapat, sukses dapat!

Ini adalah wujud tertinggi dan bentuk terideal dari sebuah profesi. Terus melakukan apa yang kita sukai dan ingin kita lakukan setiap hari dengan gratis, tapi dibayar buat melakukan itu!

Inilah impian Anda. Dan inilah impian yang bisa direalisasikan, bila Anda tahu caranya!

 

Bagaimana Mengubah Hobi Jadi Profesi dalam 5 Langkah

Mengubah hobi jadi profesi bukan sekedar ingin bekerja lebih fun. Tapi juga ingin bekerja lebih baik!

Mengubah hobi jadi profesi bukan mimpi.

Saya sudah bertahun- tahun melakukannya, dan jelas saya nggak sendirian. Sangat banyak orang seperti saya yang berhasil melakukan ini, yang bahkan jauuuuh lebih baik dalam hobinya. Mengubah hobi jadi pekerjaan rutin harian juga bukan hak eksklusif orang kece kayak saya (udah, kasih aja deh…), Anda pun bisa melakukannya.

Karena faktanya, mengubah hobi jadi profesi itu:

  • Bukan hanya untuk orang ‘berbakat’.
  • Nggak harus ‘super duper jago’ sejak awal.
  • Nggak harus diawali dengan modal segunung surga.
  • Bukan tentang serba bisa dan serba banyak waktu.

Tapi tentang pemahaman diri, perencanaan, dan kemauan Anda melakukannya. Semua orang juga bisa!

Berikut langkah yang harus Anda perhatikan:

Langkah Satu – Ketahui, Coba, dan Pelajari Hobi Anda

Boleh percaya ataupun tidak, di zaman ini, di berbagai tempat yang saya kunjungi dan datangi, di berbagai kampus, kantor, dan gedung serba guna dimana saya ‘ngamen’ dan ngisi seminar, di kursi mang Adang, tukang mi kocok terdekat dengan lapangan saya biasa (jarang- jarang sih) jogging, sampai di mall tempat saya suka nontonin ibu- ibu rebutan baju pas diskon akhir tahun, sebelum saya diteriakkin istri saya “WOI! Nonton aja! Sini bantuin pilihin baju woi!” dengan suara ngebass- nya, saya menemukan bahwa sebagian besar orang ternyata LUPA pada hobinya.

Terlalu lama mereka dibiasakan meremehkan hobi di sekolah, dan menomor duakan hobi di kampus, dan menyimpan hobi dalam kotak berjaring laba- laba di kantornya, sampai lupa, apa sebenarnya yang dia benar- benar suka lakukan.

Hobi, digantikan habit.
Suka, digantikan biasa.
Enjoy, digantikan rutinitas.

Jadi pertama, sebelum Anda mengubah hobi jadi profesi, Anda perlu menemukan kembali hobi Anda! Bila Anda sempat mengikuti seminar dan workshop saya, saya bisa membantu Anda untuk ini. Tapi sebelumnya, ini beberapa catatan untuk men- cirikan hobi Anda:

  • Yang Anda enjoy mengerjakannya.
  • Yang Anda suka dari duluuuuuu.
  • Yang Anda mau lakukan tanpa harus dibayar.
  • Yang Anda mau lakukan walau keluar uang dan waktu.
  • Yang kata hati (bukan otak) adlaah hobi Anda.

Jangan khawatir meluangkan waktu beberapa bulan untuk menemukan dan mencoba, merasakan, dan menggali hobi Anda ini.

Langkah Dua – Pahami Varian Produk dan Jasa dari Hobi Anda

Nah, setelah Anda memahami hobi ini, Anda perlu paham, apa saja sebenarnya varian dari hobi ini dalam profesi, produk, dan jasa.

Misalnya, suka masak nggak HANYA jadi koki/ chef, atau caterer. Anda bisa bikin sekolah masak, Anda bisa bikin buku resep, Anda bisa bikin cafe, Anda bisa kerja sebagai host di acara kuliner, Anda bisa kerja sebagai asisten chef di hotel, Anda bisa jadi konsultan makanan untuk cafe pemula, dan banyak kemungkinan lainnya.

Hobi musik nggak harus ngeband dan jadi penyanyi. Anda bisa bikin kursus, Anda bisa jadi youtuber musik, Anda bisa bikin style ngeband yang baru dari alat unik, Anda bisa jadi manajer musk, Anda bisa bikin situs untuk musisi indie, dan lainnya.

Setiap hobi punya potensi yang sangat LUAS dalam penerapannya!

Batasan varian profesi dari produk dan jasa dari hobi tidak terbatas. Kalau nggak ada yang Anda suka, bikin aja sendiri profesi baru!

Langkah Tiga – Praktekkan Langsung Hobi Anda Secara Profesional

“Kalau nggak dicoba, nggak akan tahu.” – Dedy Dahlan.

Ini adalah kutipan saya sendiri yang saya paling suka sendiri. Biarin aja suka kutipan sendiri, karena kadang- kadang, narsis itu perlu.

Tapi kutipan ini bener banget. Kita sering berteori tentang apa yang kita suka dan apa yang tidak kita suka. Apa yang kita bisa dan apa yang kita tidak bisa. Serta apa yang kita mau dan apa yang kita tidak mau, dengan seringkali, tanpa pernah mencobanya sendiri.

“Nggak bisa gue kayaknya bro”
“Emang udah dicoba?”
“Belum sih. Tapi kebayang sama gue kayaknya ga bisa”

Edaaaaaan, dukun euy. Bisa melihat masa depaaan!

Tanpa terlalu banyak khawatir soal bisa atau tidak, lakukan dan praktekkan nyata hobi Anda, secara professional. Sok yakin aja! Bikin menu buat calon cafe Anda, jual di Instagram. Bikin jasa sesuai skill Anda, tawarkan kerjasama, bikin draft novel Anda, dan ajak meeting editor buku.

Saya sudah menulis 70% dari buku pertama saya, tanpa pengalaman menulis buku sebelumnya, sebelum saya mulai mencari editor dan penerbit untuk ‘nanya- nanya’ soal langkah menerbitkan buku.

Praktekkan hobi Anda. Dan praktekkan secara profesional!

Langkah Empat – Kenali Pasar Bakal Profesi Anda 

Setiap profesi pun punya banyak pilihan pasar.

Ini yang berikutnya perlu Anda pelajari, kenali, dan putuskan.

Bahkan dalam satu profesi yang sama, misalnya menjadi koki pun memiliki pasar yang berbeda- beda. Dan akibat dari target pasar berbeda ini, profesi Anda, atau usaha Anda, atau kantor tempat kerja Anda, atau kampus yang Anda pilih pun akan berbeda.

  • Mau jadi koki untuk pasar muslim, bisa bikin catering makanan halal, atau kerja di restoran bernuansa Islami.
  • Mau jadi koki anak- anak, karena Anda suka bikin makanan manis sehat yang cute, mungkin Anda bisa jualan di instagram untuk para ‘bunda online’, atau ke sekolah- sekolah.
  • Mau jadi koki vegetarian, berarti Anda bisa membuat catering vegetarian kalau Anda mau bisnis, atau kerja di catering vegetarian, kalau Anda mau bekerja.
  • Mau jadi koki yang selebritis, berarti Anda perlu belajar public speaking, belajar seni tampil, dan masak di depan kamera, dari youtube, lalu TV.

Tetapkan pasar Anda, dan siapkan diri Anda untuk pasar itu!

Langkah Lima – Analisa, Ukur, Sesuaikan, dan Perbaiki Sambil Jalan

Langkah kelima adalah langkah terpenting yang mungkin akan berlangsung selamanya.

Setelah mulai jalan, sebagaimana membangun profesi, karir, atau bisnis lainnya, Anda perlu menganalisa setiap langkah yang sudah Anda lakukan selama ini, setiap penjualan, setiap strategi, setiap hasil di kantor atau pekerjaan, dan setiap keberhasilan atau kegagalan Anda.

Ukur, pahami apa yang membuatnya berhasil, atau apa yang membuatnya gagal, lalu sesuaikan apa yang dibutuhkan untuk membuatnya lebih baik, dan akhirnya, perbaiki SAMBIL JALAN.

Membangun hobi jadi profesi bukan hal instan.

Kita melewati jalan yang jarang dilewati orang lain, dan bahkan mungkin belum pernah dilewati orang lain.Artinya, kita akan terus memperbaikinya sambil jalan, sampai sempurna. Dan ini artinya, sebuah proses berkesinambungan!

Tapi jangan khawatir, selama proses ini berjalan, sudah disadari atau tidak, sebenarnya Anda sudah HIDUP di dalam HOBI Anda! Anda telah berhasil mengubah hobi Anda jadi profesi!

Proses ini sendiri bakal jauh lebih fun daripada memaksakan diri bekerja di hal yang tidak Anda suka.
Proses ini sendiri sudah merupakan proses bersenang- senang dan dibayar.

Yang penting, jangan menunggu sempurna untuk mulai. Mulai sekarang, dan perbaiki sampai jalan!

Have fun! Bersenang- senanglah mengubah hobi Anda jadi profesi! Dan jangan lupa mention saya, untuk membagi hobi Anda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun