Mohon tunggu...
Dedy Armansyah
Dedy Armansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Terima kasih kepada teman-teman yang telah berkunjung ke profil kami

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Orangtua terhadap Anak di Masa Pandemi Covid-19

12 Agustus 2020   08:19 Diperbarui: 12 Agustus 2020   08:31 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahwasannya kita harus sadar hari ini kita menghadapi situasi yang tidak normal, di mana kita sudah mengalami di akhir semester dua kemarin, anak-anak di minta untuk belajar karena situasi serta kondisi, ini juga termasuk anjuran dari pemerintah.

Untuk tahun ajaran baru 2020/2021 kita di minta untuk demikian, karena kita masih berada di zona merah, maka kita belum diperkenankan untuk kembali melakukan pembelajaran secara tatap muka, anak-anak semuanya dimohon untuk belajar di rumah masing-masing dengan dibimbing oleh bapak dan ibu daripada murid. Kemudian pihak sekolah akan melakukan pembelajaran secara online.

Akan tetapi yang paling banyak berperan di masa sekarang ini yaitu wali santri. Pantaulah tugas mereka apabila menggunakan handphone, bantu mereka dalam menemukan jawaban-jawaban daripada tugas tersebut agar imunitas mereka tetap terjaga sehingga meminimalkan anak terkena resiko terpapar covid 19.

Oleh karena itu Ali bin Abi Thalib membedakan pendidikan anak menjadi tiga fase yaitu:

Pertama, tujuh tahun pertama didiklah anak dengan kelemahlembutan, kita selaku orang tua harus paham bahwasannya di usia ini anak-anak masih senang bermain, berilah apa yang dia butuhkan sebelum ia  meminta, bila ia bertanya akan sesuatu maka berilah jawaban yang tepat, jangan tidak dijawab apa yang ia tanyakan, karena nanti dia akan mencari tau jawaban dengan caranya sendiri.

Ajarkan kepada mereka lagu-lagu islami, selaku ayah contohkan perbuatan yang baik-baik saat di hadapan anak, karena anak cenderung mengikuti perbuatan dari pada ayahnya, oleh sebab itu maka berprilakulah sesuai Al-Qur'an dan Assunnah.

Kedua, tujuh tahun kedua masuk ke dalam penanaman pemahaman prinsip, di sini boleh kita tegas, ini boleh, ini tidak boleh, ini halal ini haram, tekankan kepada anak bahwasannya sekolah untuk mencari ilmu karena Allah.

Tetapi tidak boleh keras, seperti memukul, menendang, marah, jangan dilakukan sebab di masa yang akan datang dia akan ingat perbuatan tersebut kemudian dipraktekkannya kepada kita selaku orang tua dan juga anak keturunannya.

Sebaiknya doakan, rangkul, berkata yang baik saat anak melakukan kesalahan, agar mentalnya tidak down akibatnya dia tidak percaya diri saat di tengah-tengah masyarakat. Ajarkan mereka untuk shalat di usia ini ajak dengan kelemahlembutan bila sudah memasuki umur sepuluh tahun maka pukullah dalam artian memukul tanpa meninggalkan bekas, tidak dengan cara mencubit, memukul di bagian kepala.

Ketiga, ajak anak di fase ini untuk bermusyawarah, tujuannya untuk melatih dia agar terbiasa memberikan pendapat agar dia tumbuh dewasa, sebagai orang tua jangan menganggap anak tidak mengetahui juga ikut campur dalam semua hal terhadap urusan orang tuannya, dengarkan curahan hatinya.

Saat ia tiba di rumah selepas dari sekolah tanyakan apa yang ia pelajari di sekolah jadilah pendengar yang baik dan memberikan masukan yang baik kepada anak, jangan terlalu cuek terhadap anak, penuhi kecukupan daripada fisik juga batinnya.

Bila tidak dilakukan maka seperti yang kita lihat sekarang ini banyak anak yang memilih jalan yang salah yaitu pacaran karena tidak dirasakannya kenyamanan di rumah maka ia mencari orang lain yang bisa membuat dirinya nyaman. Setelah memasuki umur 21 tahun bebaskan dia di masyarakat

Setelah semua ikhtiar dilakukan jalan terakhir berdoa serta bersabar. Sabar terbagi menjadi tiga di antaranya:

  • Sabar ketika mendapat ujian serta musibah;
  • Sabar dalam mentaati perintah-perintah Allah;
  • Sabar dalam menjauhi larangan-larangan Allah.

Artinya: Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S An-Nahl ayat 96)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun