Sebuah pernyataan berbahaya dari SS karena itu sama saja ia menuding Ganjar sudah melakukan tindak pidana korupsi. Tuduhan yang tanpa bukti dan tanpa dilandasi fakta.
Saya yakin sepenuhnya tuduhan itu dilancarkan karena ada kasus e-KTP yang menyeret-nyeret nama Ganjar. Padahal sampai detik ini Ganjar tak lebih hanya jadi saksi. Bahkan perkataan satu-satunya orang (Nazaruddin) yang mengaku melihat Ganjar menerima uang dari Andi Narogong, tak lebih dari fitnah belaka.
Andi Narogong sendiri sudah menyangkal memberi uang kepada Ganjar. Andi sudah menuding Nazar bohong tapi belum pernah ada sangkalan dari Nazar soal ini.
Jadi apakah SS nyalon di Jateng dengan bekal fitnah untuk menjatuhkan Ganjar?
Kaitan Ganjar dan E-KTP ini terus digoreng dan diada-adakan. Publik dipaksa terus meyakini bahwa Ganjar korupsi EKTP dengan adanya kuisioner yang merebak di Magelang. Kuisioner yang isinya mengunggulkan SS dan menjatuhkan Ganjar dengan isu EKTP.
Serangan dari buzzer-buzzer SS kepada Ganjar juga tak jauh dari EKTP. Para buzzer itu bertindak sebagai hakim dengan mengatakan Ganjar koruptor EKTP. Wajar saja para pecundang medsos itu bersikap demikian karena calon junjungannya pun menggunakan isu itu untuk menyerang Ganjar.
Terakhir, agar isu Ganjar dan EKTP terus bergulir maka wartawan pun "dibeli". Beberapa wartawan di Jakarta diorder untuk bertanya apakah Ganjar akan dihadirkan lagi sebagai saksi. Pertanyaan ditujukan kepada Setnov, pengacara Setnov, dan KPK.
Dan ketiganya sudah pasti menjawab normatif "ya kalau memang dibutuhkan bisa saja". Namun itu cukup untuk menggoreng nama Ganjar kembali dengan berita berjudul "KPK Akan Periksa Ganjar".
Sekali lagi, apakah hanya itu kemampuan pak SS? Hanya dengan bekal fitnah mau memenangkan hati rakyat?
Maaf, rakyat sudah smart
Jawa Tengah tak bisa dipecah belah dengan fitnah