Mohon tunggu...
Dody S WIbowo
Dody S WIbowo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Zeng Wei Jian: Setelah Jakarta Kini Pecah Belah Jateng

1 Februari 2018   10:58 Diperbarui: 1 Februari 2018   11:32 2622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan Pak Zeng Wei Jian tersebar setiap hari di berbagai grup WA. Isinya sama. Memuja-muja Sudirman Said dan menghabisi Ganjar Pranowo dengan segala cerca dan kabar dusta.

Sebagai orang Jawa, saya tak hendak melakukan hal serupa. Kami diajari leluhur untuk mikul duwur mendem jero. Meski ada yang bilang Pak Zeng menulis karena pesanan, sejarah kelam Pak Zeng sebagai pecandu narkoba, dan lain-lainnya tapi tak elok rasanya saya kemukakan lebih dalam.

Saya hanya menyoroti satu hal, bahwa pola Pak Zeng yang terhormat ini, sama dengan ketika mendukung Anis-Sandi di Jakarta. Yakni menggambarkan calonnya sebagai dewa tanpa cela, dan sebaliknya menjatuhkan lawan dengan retorika dan permainan kata..

Maka ijinkan saya khawatir, apakah Jateng akan dibikin sama seperti Jakarta? Kerukunan, ketentraman, dan kedamaian ini akan diubah jadi panas membara, saling curiga, dan bertikai sesama saudara sebangsa?

Pak Zeng, anda cibir Ganjar sebagai gubernur gagal. Anda comot data yang seakan membenarkan, sehingga seolah-olah logis dan mengutip quote tokoh dunia agar kelihatan pintar.

Anda pelintir kata, keluar konteks, atau sengaja pakai data salah yang diolah sedemikian rupa. Salah tak apa asal Ganjar kalah. Begitu mungkin pikiran anda.

Pada judul "Sing Anyar di Jateng" anda mengkritik Ganjar yang memecat kadis dan SKPD jika tidak jawab twitter. Mohon maaf, saya cari-cari di berita tidak menemukan pernyataan tersebut. Yang ada malah Ganjar ancam pecat pejabat korup.

Pada 'Gubernurnya Wong Kere' anda bilang Ganjar gagal dengan data 4,4 juta warga miskin. Kenapa anda tidak cantumkan bahwa ketika Ganjar dilantik pada 2013 ada 4,7 juta warga miskin.

Kenapa anda tidak tulis bahwa rilis BPS September 2017, warga miskin di Jateng berkurang jadi 4,2 juta. Artinya, sejak 2013 Ganjar telah berhasil mengentaskan 500 ribu orang dari garis kemiskinan.

Saya tak hendak membanggakan ini sebagai prestasi, tapi tentu catatan ini bukan hal yang buruk bukan. Apalagi melihat fakta bahwa lima tahun terakhir, Jateng paling banyak menurunkan jumlah warga miskin dibanding Jatim dan Jabar.

Namun saya paham, namanya membela calon lain, prestasi Ganjar tentu tak bisa anda tonjolkan. Sebaik apapun dari Ganjar, anda harus tetap menonjolkan keburukan.

Seperti anda mengutip perkataan Ganjar di Q&A yang anda kelirukan sehingga maknanya jadi kelihatan buruk. Anda menulis bahwa bagi Ganjar 'politik adalah pencitraan'.

Saya putar rekamannya, ternyata Ganjar berkata 'politik adalah citra'. Intinya lebih pada citra yang harus dibangun dengan konsistensi dan integritas. Ganjar mengatakannya untuk menjawab pertanyaan panelis tentang pentingnya citra bagi politikus.

Citra dan Pencitraan jelas berbeda. Saya yakin anda tahu itu, tapi sengaja memelintirnya. Pokoknya jatuhkan Ganjar dengan segala cara.

Mengakhiri tulisan ini saya kutipkan kalimat lengkap dari Ganjar di Q & A itu.

"Politik itu adalah citra, maka semua harus dibangun dnegan citra, tinggal itu tadi konsistensi, antikorupsi adalah sikap, jika kamu berani antikorupsi, kamu menolak gratifikasi, maka kamu akan jadi penganggu di republik ini dan kamu akan dihabisi, dengan cara apapun.."

Tentu saja Pak Zeng tidak akan menulis kalimat Ganjar selengkap ini. Selain akan merusak opini yang anda bangun, kalimat itu juga menyindir Pak Zeng sendiri.

Salam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun