Sangat manusiawi menurut saya, seorang wanita memiliki keinginan kuat untuk hamil, melahirkan terus memiliki anak yang berasal dari kandungnya sendiri. Selain karena kodrat manusia, juga untuk menjaga kelangsungan speciesnya. Namun kadang jalan yang ditempuh diluar dari pemikiran akal yang bermoral.
Seperti itu pula yang dijalani Lara Carter berusia 25 tahun, perempuan asal Cornwall-Inggris. Lara begitu bersemangatnya untuk memiliki anak dari rahimnya setelah menemani sekaligus melihat salah seorang sahabatnya menjalani proses persalinan. Ingin memiliki anak sementara ia sendiri belum memiliki suami, akhirnya Lara memutuskan untuk menjadi pemburu sperma. Paling tidak, di tahun 2009 saja rahimnya telah ‘dikunjungi’ oleh jutaan sperma yang berasal dari 20 orang laki-laki beruntung (hehehe....). Disebut laki-laki beruntung karena Lara memintanya secara gratis setelah berkenalan dan lelaki itu mau diajak ML dalam satu malam saja (one-night stand).
Padahal dengan kemajuan teknologi sekarang, beberapa cara yang dapat dijadikan alternatif oleh orang seperti Lara untuk memperoleh keturunan semisal program bayi tabung atau akseptor bank sperma. Tapi Lara tidak mengikuti itu. Alasan Lara untuk menjadi pemburu sperma adalah biayanya lebih murah ketimbang mengikuti program berteknologi tinggi. Hitung-hitungannya, ia cukup mengunjungi bar, membeli beberapa botol minuman lalu menawarkannya kepada lelaki pengunjung bar yang memiliki potensi untuk menjadi donor sperma baginya, dibandingkan jika ia mengikuti program bank sperma yang membutuhkan biaya sebesar 2000 pounds untuk satu donor plus 295 pounds untuk biaya konsultasi plus biaya tersebut akan membengkak apabila satu donor gagal.
Mudah-mudahan ndak ada yang keblinger seperti Lara...!!
Bahan bacaan: Harian The SUN, SKH Kendaripos.
sumber gambar: www.female.kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H