Mohon tunggu...
Dedy Rizaldi
Dedy Rizaldi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - ahlan para pecinta lembaran hikmah dan dakwah

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Risalah "Ikhtibar Nisfi"

7 November 2022   16:33 Diperbarui: 12 November 2022   16:57 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

STIBA Ar-Raayah, 29 Oktober 2022

 hari ikhtibar nisfi (ujian tengah semester) itu akan tiba, para mahasantri mulai memadati printer-printer di maktabah (perpustakaan). Hanya untuk mengeprinnt lembaran-lembaran talkhis (Rangkuman) guna mempermudah dalam bermuzakarah menghadapi hari yang sangat menegangkan it.

Segala perlengkapan mulai dipersiapkan untuk menghadapi ikhtibar CBT (Computer Based Test) kali ini, android-android mulai difullkan daya baterainya, kursi-kursi mulai diatur,  nomor bangku pun mulai diurutan sesuai dengan kasyfu al-hudhur (absen kehadiran).

Hari demi hari telah dilalui, memulai dengan mengerjakan dan mengakhiri dengan menghentikan, Faraidh (ilmu mawaris) telah dilewatkan dihari pertama bagi mustawa sabi' (semester tujuh), ilmu lughah an-nafs juga ditelah selesai dan kami sangat tergiang dengan ulamanya yang masyhur yaitu Chomsky, begitu juga dengan Ta'lim, Fiqh Jinayat, Hadis, dan Strategi Fii Ta'lim.

Seminggu yang hebat bagi kami, siang malam dihiasi dengan murajaah dan muzakarah. Muqarrar (buku) dan talkhis menjadi gandengan ataupun bawaan dimana pun kami berada. Kala itu, tidak ada malam yang sunyi, tiap sudut sakan (asrama) dihuni oleh para mujtahid, para pejuang nisfi, para pejuang SKS, heheh...

Malam yang gelap kian bersemangat, dengan ditemani oleh beraneka ragam kopi, baik yang berlogokan kapal api maupun Arabica gayo, saling berdiskusi dan bertukar pikiran, malam yang penuh cerita, berjuang bersama dalam murajaah dan muzakarah, mengkaji dengan penuh kesabaran di tengah malam gelap gulita, semua itu karena cinta...kecintaan terhadap ilmu-ilmu agama yang mulai memudar dihempas oleh kecanggihan zaman yang mengundang kelalaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun