"Tadi kau lihat sendiri kan keadaan di luar sana seperti apa. Corona sudah menjungkirbalikan banyak keadaan. Contohnya ya bioskop. Sebelum ada Corona, setiap ada film baru, apalagi weekend, bisa dipastikan penonton akan memenuhi studio di dalamnya. Begitu ada Corona, tadi penontonnya bahkan tidak sampai ada satu baris. Sungguh suatu pemandangan yang sangat kontras," Aku membuka percakapan.
"Iya, keadaan memang sedang sulit, tapi sekali lagi aku harap kau tidak terlalu membebani diri, fokus saja dengan apa yang saat ini ada padamu. Selebihnya tinggal kau usahakan untuk mencari cara meraih apa yang belum ada padamu, lakukan tanpa memaksakan diri," Tanpa sadar kami menggunakan "Aku Kau" pada setiap percakapan yang sedikit serius.
"Hmmmm. Aku benar-benar berharap dapat mengejar segala ketertinggalan. Sama seperti harapanku agar pandemi ini segera berakhir. Agar semua dapat hidup dengan optimis kembali. Agar semua dapat punya kesempatan untuk meraih segala yang belum dapat mereka capai dalam hidupnya," "Kau tau, salah satu hal yang sangat aku syukuri dalam masa pandemi ini ialah kau hadir dihidupku. Mungkin aku sudah gila kalau saja menjalani pandemi ini sendirian. Thanks berat bro," Aku menepuk pundak Pandu.
"Bukannya lo emang udah gila ya? Umur 32, ga punya pacar, ga punya pekerjaan tetap, ga punya temen. Wah gue mending ajuin pensiun dini jadi malaikat ajalah, daripada tar ketularan gila kayak lo...wkwkwkwkwkwkwkwk," Yak, mulai lagi.
"Siaaalllllllll!!!! Gue udah nahan jijik ngomong halus kayak tadi, eh malah direspon bar-bar gitu. Nyeseeeellll gue nyeseeellllllllllll!!!" Aku mengejar Pandu yang mulai lari setelah melihatku berancang-ancang menghajarnya. Jadilah malam-malam begini malah kami isi dengan kejar-kejaran. Finish sudah sesi "Aku Kau" dan terbitlah kembali "Lo Gue".
Aku sepakat dengan ungkapan hidup itu tak ubahnya seperti di roller coaster. Kadang bisa tiba-tiba kita mengalami kesedihan, tapi kadang tak butuh waktu lama untuk kita bisa tertawa bahagia kembali. Diantara semua keadaan, aku akan memastikan adanya seseorang bersamaku untuk melaluinya, dan saat ini aku bersyukur dengan hadirnya Pandu...
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H