Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Accountdesk sebagai Sarana Pelaporan Keuangan yang Transparan

24 Januari 2023   23:38 Diperbarui: 24 Januari 2023   23:42 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, 24 Januari 2023, saya bersama dengan beberapa teman yang bekerja di Lembaga Parokial Keuskupan Sibolga, mengikuti pelatihan accountdesk. Kegiatan ini dilaksanakan di Sibolga dan dimoderatori oleh pihak ekonomat Keuskupan Sibolga. Masing-masing dari kami diwajibkan membawa laptop dan laporan keuangan manual.

Accountdesk sendiri adalah bentuk pelaporan keuangan secara online. Oleh pihak Keuskupan, yaitu badan hukum yang membawahi kami di lembaga parokial, mewajibkan agar setiap paroki mampu membuat laporan keuangan secara online. Tujuannya ialah untuk memudahkan pihak keuskupan melakukan monitoring atas seluruh transaksi yang kami lakukan dan membantu kami untuk lebih transparan dalam membuat laporan keuangan.

Setibanya di tempat pelatihan, kami segera disuguhi buku panduan accountdesk yang akan menjadi buku pegangan dalam menindaklanjuti hasil pelatihan pada hari ini. Kami juga diminta untuk mengikuti ritme pelatihan yang telah dipersiapkan. Artinya jika ada satu paroki yang telah berhasil melalui langkah yang pertama sementara paroki yang lainnya belum, maka paroki yang bersangkutan tidak diizinkan untuk melangkah lebih maju. Tujuannya ialah agar tidak ada paroki yang ketinggalan materi pelatihan. Untuk itu, pihak penyelenggara melakukan penguncian terhadap langkah-langkah yang dibuat dalam pelatihan keuangan secara online tersebut.

Langkah awal dalam pelatihan ini ialah mengenal setiap item yang ada. Accountdesk memuat tiga item besar yaitu Pengaturan dasar, Input Data dan Manajemen Laporan. Dalam Pengaturan Dasar kami dilatih untuk membuat daftar pengguna yang nantinya akan bertanggungjawab dalam setiap pelaporan keuangan, mengelola informasi unit keuangan, membuat daftar akun transaksi dan menentukan saldo awal.

Setelah beres dalam Pengaturan Dasar, kami berlanjut ke Input Data. Di bagian ini, kami dilatih membuat bukti kas masuk dan keluar, membuat bukti kas bon, membuat penggajian, membuat jurnal harian, mengelompokkan kolekte ke dalam kategori wajib dan bukan wajib, mengelola dan solidaritas dan membuat jurnal khusus.

Bagian terakhir dari materi pelatihan ini ialah manajemen laporan. Sesungguhnya bagian terakhir ini akan dengan sendirinya terisi. Namun bagian ini menjadi penting untuk melihat apakah data transaksi yang kita input sudah benar atau belum. Pada bagian ini kami belajar melihat neraca saldo, laporan aktivitas, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, buku besar keuangan, buku pembantu piutang, laporan inventaris, membuat analisa laporan keuangan dan rancangan anggaran pendapatan dan beban untuk tahun berikutnya.

Saya sendiri beberapa kali mengalami kesulitan dalam memasukkan data saldo awal. Hal ini tentunya berpengaruh pada langkah berikutnya, yaitu memasukkan transaksi harian. Karena itu, pihak penyelenggara pelatihan berulang kali datang membantu.

Bagi saya pribadi, pelatihan ini sangatlah perlu. Pertama-tama, bukan tentang mengetahui bagaimana laporan keuangan harus dibuat, tetapi bagaimana kita sendiri sebagai pengelola utama keuangan di paroki mengerti arah arus keuangan yang terjadi. Wajarkah, logiskah atau justru selama ini kita tidak sadar sedang hanyut dalam transaksi yang tidak perlu jika ditinjau dari kebutuhan paroki.

Saya sangat senang dengan pelatihan ini. Pelatihan ini membantu saya mengerti saya harus bertanggungjawab terhadap lembaga yang mengutus saya. Dan yang lebih penting lagi ialah, dengan pelatihan ini saya terbantu untuk menyadari partisipasi saya dalam mengelola keuangan yang dititipkan Tuhan bagi kami. Hal itu tergambar lewat visi kami bersama, yaitu mandiri, solider dan membebaskan.

Dengan mandiri, kami harus mampu memaksimalkan pengelolaan keuangan yang ada. Pengelolaan yang maksimal tentunya akan membuka gerak kami untuk berbelaskasih dengan membantu sesama yang berkekurangan. Hingga pada akhirnya kami mampu memiliki ruang untuk membebaskan sesama dari lilitan beban duniawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun