Setiap hari adalah mukjizat dari Tuhan. Itu terjadi pada orang baik. Bukan karena Tuhan pilih kasih, tapi karena orang baik punya satu hal yang diperlukan untuk sebuah mukjizat, yaitu percaya.Â
Beda halnya dengan orang fasik. Mereka hanya sibuk mencari tahu benarkah Tuhan itu baik atau tidak, atau bahkan benarkah Tuhan itu ada atau tidak. Karena kesibukan ini, mereka telah menentukan posisinya sebagai orang yang tidak mampu menyadari mukjizat Tuhan. Sekali lagi bukan karena Tuhan pilih kasih, tapi mereka tidak mempunyai satu hal yang dibutuhkan untuk itu yaitu percaya.
Penyelenggaraan Ilahi adalah suatu anugerah. Dia mengalir cuma-cuma kepada semua orang, baik itu orang baik maupun orang jahat. Namun sayang, saat hati ini tertutup untuk Tuhan, semuanya akan berjalan seperti sebuah ritme otomatis. Dengan demikian alasan untuk bersyukur pun dengan sendirinya mati.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H