Masa puasa adalah masa rahmat dan penuh pendamaian. Arahnya tertuju pada Allah dan mengalir dari Allah. Saat itulah manusia mengadu kepada Allah akan segala kelemahannya sambil berharap Allah pun menaruh belas Kasih-Nya padanya. Itulah hikmah berpuasa. Saat yang paling tepat memfokuskan diri pada pemurnian hati dan pikiran.Â
Namun seluruhnya haruslah berbuah pada dunia sekitar, terlebih saudara yang lemah dan yang membutuhkan. Kita tidak mungkin menjadi baik dan suci kalau nyatanya kita sering menutup mata hati terhadap penderitaan sesama. Kita tidak mungkin menjadi baik dan suci kalau nyatanya amarah kita senantiasa menyala pada sesama, kalau hati masih suka menaruh iri dan benci pada sesama. Adakah bukti yang paling nyata dari kebaikan dan kesucian hati manusia jika tidak terarah pada sesama yang ada di sekitarnya?Â
Inilah dimensi sosial berpuasa. Dia tidak hanya terarah pada kepentingan diri sendiri, asal saja kita suci asal saja kita baik, namun juga terarah pada saudara yang di sekitar. Cinta kita pada Allah kita tampakkan ke sana. Iman kita pada Allah kita arahkan ke sana. Itulah buah dari sikap tobat yang kita kembangkan dalam masa puasa.Â
Selama berpuasa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H