Kemarin, kami sekomunitas menjalani test Antigen. Itu karena ada dua orang dari anggota komunitas yang dinyatakan positif Covid-19. Dan untuk mengantisipasi penyebaran lebih lanjut, maka dokter yang melakukan test antigen kepada dua orang anggota komunitas kami tersebut memutuskan untuk melakukan test antigen juta kepada kami sekomunitas.
Dari hasil test itu, ternyata saya juga dinyatakan positif covid-19. Lalu saya diminta untuk isolasi mandiri karena tergolong tanpa gejala.
Hal pertama yang ada dalam pikiranku saat mengetahui bahwa ternyata saya terkena Covid-19 ialah perasaan bersalah karena telah berkontak dengan banyak orang sebelum saat dites antigen oleh dokter.
Tiga hari sebelumnya, saat sebelum berangkat dari Sibolga ke Nias, saya telah melakukan test antigen dna hasilnya negatif. Namun ternyata, setelah dilakukan test ulang di hari yang ketiga, saya dinyatakan positif. Barangkali penularan ini terjadi saat dalam perjalanan dari Sibolga ke Nias.
Ketika tiba di Nias, saya berlaku seperti orang yang baik-baik saja. Saya berkontak dengan semua orang yang ada di sekitar saya. Hal inilah yang membuat saya merasa bersalah. Beruntung, setelah dinyatakan positif covid-19, dokter segera membuat berita acara tentang hasil test tersebut sehingga setiap orang yang berkontak dengan saya diminta untuk test juga.
Ada beberapa orang yang segera merespon. Mereka datang ke komunitas dan melakukan test antigen karena kebetulan dokternya masih berada di komunitas kami. Dari semua yang datang, tidak ada yang dinyatakan terkena covid-19. Hal itu sungguh mendamaikan perasaanku.
Saya juga sudah menghubungi semua orang yang sebelumnya berkontak dengan saya dan saya meminta mereka untuk melakukan test agar memastikan kalau keadaan mereka baik-baik saja. Saya sangat berharap agar mereka melakukannya.
Setelah dinyatakan positif dan diminta untuk isolasi, saya sungguh merasa khawatir dengan semua orang yang telah berkontak dengan saya sebelumnya. Saya khawatir kalau nanti mereka juga menjadi sakit karena covid-19. Bagi saya sendiri, itu adalah beban batin terhadap sesama yang berada di sekitar.
Akhirnya, saya pun segera mengikuti anjuran dokter untuk isolasi mandiri. Saya dilarang untuk berkontak dengan orang lain sampai saat dilakukannya test selanjutnya. Saya pun taat demi kebaikan bersama, dan terlebih lagi, taat demi kesalahan yang terlanjur saya lakukan. Semoga semuanya baik-baik saja.
Saya mendapatkan banyak dukungan dari para saudara dan kenalan lainnya. Mereka mengirimi saya vitamin dan buah-buahan. Mereka meminta agar saya terus menjaga semangat diri karena covid-19 itu bisa dikalahkan asal saja saya disiplin selama isolasi mandiri.
Sehari setelah saya dinyatakan positif covid-19, saya mendapat banyak panggilan, baik via telepon maupun via whatsApp, entah itu dari mereka yang berada di daftar kontak handphone saya, juga yang belum terdaftar.