Namun meskipun demikian, tidak berarti bahwa saya akan bersikap tidak peduli saat tidak mendapat inspirasi untuk menulis.Â
Saya juga berusaha agar sarana yang saya pilih itu, yaitu menulis, tetap menjadi sarana yang kokoh dan tak tergoyangkan dalam hidupku. Karena itu, setiap saat ingin menulis, saya perlu inspirasi.Â
Yang saya lakukan saat tidak menemukan inspirasi menulis ialah membaca, entah itu membaca buku atau pun artikel.Â
Dari kegiatan itu, saya mencoba menyegarkan pikiranku tentang apa yang perlu untuk saya pikirkan dan kembangkan menjadi sebuah tulisan. Dan biasanya, sebelum artikel atau pun buku itu selesai saya baca, saya telah menemukan inspirasi untuk menulis.
Dengan membaca, pikiran jadi bekerja dan itulah yang membuat inspirasi muncul.
Hal lain yang sering saya lakukan saat sulit menemukan inpirasi menulis ialah mengasingkan diri ke tempat yang membuat pikiran menjadi tenang. Biasanya saya memilih pergi ke kebun. Melihat tanaman cabai dan sayur yang tumbuh subur biasanya menyenangkan pikiran dan pikiran yang senang adalah awal kemunculan inspirasi.
Selain melihat dan mengagumi tanaman cabai dan sayur, di kebun saya juga mencoba menggerakkan badan dengan mencabuti rumput yang tumbuh di sekitarnya. Gerakan-gerakan itu juga sering membuat pikiran jadi segar.
Dan pada akhirnya, setelah pikiran menjadi segar dan inspirasi muncul, saya pun akan menulis.
Demikianlah upaya saya untuk menjaga kesetiaan dalam menulis. Saya selalu butuh inspirasi dan dua kegiatan di atas, membaca dan berkebun, adalah cara terbaik yang saya miliki.Â
Bagaimana dengan para saudara Kompasianer lainnya? Apa yang saudara lakukan saat sulit menemukan inspirasi menulis?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H