Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Saya Diminta untuk Menjadi Sopir bagi Si Nenek

21 Februari 2021   23:36 Diperbarui: 22 Februari 2021   00:08 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Tadi siang, sekitar pukul 11.35 WIB, saya dihubungi oleh seorang petugas kesehatan dari sebuah klinik yang ada di kota Gunungsitoli. Beliau meminta kesediaan ku untuk menjemput dan mengantarkan seorang nenek yang baru saja dirawat di sana kembali ke rumahnya. Kebetulan saat itu supir mereka sedang berhalangan.

Dengan segera saya menyanggupi permintaan mereka. Saya mengambil kuncil mobil, mengenakan masker dan berangkat ke klinik.

Beberapa saat kemudian, tibalah saya di klinik tersebut. Di ruang tunggu, nenek yang akan saya jemput dan antar itu telah berada di atas kursi roda dan ditemani oleh keluarganya. Lalu saya membantu mereka membawa nenek itu masuk ke dalam mobil.

Saat itu petugas kesehatan yang menghubungi saya datang dan mengucapkan terima kasih atas kesediaanku menjemput dan mengantar kan pulang si nenek ke rumahnya. Kebetulan petugas kesehatan itu adalah tetangga komunitas kami dan barangkali itulah yang membuatnya memilih saya untuk membantu mereka. Kami sudah saling kenal dan berelasi dengan akrab satu sama lain.

Setelah si nenek dan keluarganya sudah berada di dalam mobil, maka kami pun berangkat. Jarak rumahnya dari klinik itu sekitar 2 kilo meter. Sungguh suatu jarak yang tidak jauh, namun mengingat si nenek yang sudah begitu tua dan tidak sanggup berjalan, maka harus diantar dengan mobil.

Ketika tiba di rumah, mereka mengucapkan terima kasih kepadaku. Nenek itu juga berterima kasih kepadaku, dan bahkan mengira kalau saya adalah seorang dokter. Tetapi keluarganya menjelaskan kalau saya bukanlah seorang dokter dan nenek itu tersenyum ke arah ku. Setelah itu saya pamit dan kembali ke komunitas.

Ketika tiba ti komunitas, saya sangat merasa senang karena telah menjemput si nenek dan mengantar beliau kembali ke rumahnya. Sungguh merupakan pengalaman yang sangat menggembirakan. Ini terkait dengan kemampuanku dalam mengendarai mobil.

Saya baru saja selesai belajar mengemudi mobil. Pengalaman mengemudi ku pun belum begitu matang. Namun saat saya diminta untuk menjemput si nenek dari klinik dan mengantarkannya kembali ke rumahnya, saya merasa sangat senang sekali. Itu berarti, saya telah diberi kepercayaan untuk menjadi supir, bahkan untuk menjadi supir bagi yang lemah, yaitu si nenek yang baru saja mendapat perawatan di klinik.

Harus saya akui kalau kemampuan ku dalam mengemudi itu tidak begitu mendalam. Oleh karena itu, saat menjemput dan mengantar si nenek, saya sangat hati-hati dalam mengemudi. Dan syukur kepada Tuhan, saya bisa melakukannya dengan baik dan mereka tiba di rumah dalam keadaan sehat.

Syukur kuhaturkan kepada Tuhan atas pengalaman yang kualami siang hari ini, 21 Februari 2021. Saya tidak menyangka kalau saya diminta untuk menjadi supir bagi orang yang lemah, yang seharusnya membutuhkan seorang supir yang handal untuk menjamin kenyamanan selama dalam perjalanan hingga tiba di tempat tujuan. Saya menyebut pengalaman siang itu sebagai hadiah istimewa atas ketekunanku selama ini dalam belajar mengemudi.

Semoga kemampuan yang kumiliki dalam mengemudi mobil semakin membuka peluang bagi ku untuk bisa membantu orang-orang yang berada di sekitar ku. Saya kira itulah wujud syukur ku karena mampu mengemudikan mobil.

Kemampuan yang kita miliki adalah modal dasar untuk membantu sesama yang membutuhkan. Semakin besar kemampuan itu maka semakin besar pula peluang kita untuk bisa membantu orang lain. Dan saat kita berhasil melakukannya, betapa bahagianya diri ini. Dari sanalah muncul rasa syukur kepada Tuhan atas kemampuan yang Ia beri untuk kita miliki dan kita manfaatkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun