Tadi sore, sekitar pukul 17.25 WIB, saya mendapat kiriman masker dari seorang teman. Jumlahnya dua kotak dengan jenis KN95.
Meskipun ada rasa senang saat menerimanya, namun saya tidak bisa membendung pertanyaan yang muncul dalam pikiran ku.
Pertanyaan paling mendasar ialah mengapa saya diberi masker? Dan jawaban yang paling mendasar juga untuk pertanyaan itu ialah, mungkin masker yang saya pakai selama ini tidak efektif untuk mencegah penyebaran covid-19.
Jadi konteksnya begini. Orang yang memberi masker ini ialah dia yang sering turut hadir dalam misa harian di komunitas kami. Setiap kali misa, saya selalu bertugas dan dengan demikian pastilah saya kelihatan secara jelas bagi semua orang yang hadir dalam misa itu.
Persoalannya ialah, bukan karena saya tidak menggunakan masker saat itu. Saya selalu menggunakan masker saat misa, dan masker yang saya gunakan ialah masker kain yang setiap dua atau tiga jam sekali saya ganti.
Tetapi menurut pengakuan dari si pemberi, masker yang saya gunakan itu tidak efektif secara medis untuk pencegahan penyebaran virus corona. Kebetulan, dia itu ialah petugas kesehatan yang bekerja di salah satu klinik di kota Gunungsitoli ini.
Namun, persoalan lain yang lebih mengganggu saya ialah dengan koreksian yang saya terima dari dia, itu menunjukkan bahwa ternyata selama ini, saya telah menciptakan ketidaknyamanan bagi mereka yang turut hadir dalam misa harian di komunitas kami, terlebih lagi saat saya harus membagikan komuni kepada mereka. Bisa saya pastikan bahwa mereka terganggu dengan itu, dengan keadaan masker yang saya gunakan yang bagi mereka tidak cocok.
Akhirnya, saya pun tidak mau berdiskusi untuk membela kebersihan dan kenyamanan dari masker yang saya gunakan. Segera semua masker kain yang saya miliki saya bersihkan dan saya simpan. Saya hanya akan menggunakannya di saat-saat yang tidak terdapat banyak orang, seperti jalan-jalan di sore hari, dan bekerja di komunitas.
Saya akan menggunakan masker yang ia rekomendasikan saat bertemu dengan banyak orang. Saya merasa bahwa itulah bentuk kepeduliannya kepada ku, dan juga orang-orang yang ada di sekitar ku.
Dari pengalaman ini saya mengerti bahwa di masa pandemi covid-19 ini, sikap saling menjaga dan memberi kenyamanan kepada orang lain itu penting, bahkan bisa menjadi yang utama. Itu terjadi karena kita sedang berbicara tentang keselamatan orang-orang yang ada di sekitar kita.
Saya sungguh merasa bersalah ketika menyadari bahwa selama ini masker yang saya gunakan itu tidak efektif untuk mencegah penularan virus corona, sekalipun saya merasa nyaman menggunakannya.
Memang benar, bahwa di masa pandemi ini, masker adalah salah satu hal yang paling penting untuk diperhatikan. Baik dari segi jenisnya maupun cara penggunaannya, semuanya harus diperhatikan dengan baik sesuai dengan rekomendasi pihak kesehatan.
Masker telah menjadi satu bagian penting dalam berinteraksi dengan sesama, bahkan boleh jadi merupakan bentuk penghormatan kepada sesama yang ada di sekitar kita. Dengan menggunakan masker, kita tidak saja melindungi diri kita sendiri dari penularan covid-19, tetapi juga melindungi orang lain yang ada di sekitar kita.
Terima kasih kuucapkan kepada Tuhan atas kebaikan hati dari orang yang memberikan masker itu kepada ku. Semoga bentuk perhatian ini menjadi semangat bagi ku untuk terus fokus melawan dan mencegah penyebaran virus corona. Semoga juga Tuhan senantiasa memberkatinya atas semua bentuk perhatiannya dan usahanya dalam membangun kesadaran kami mencegah penyebaran virus corona.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI