Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saat Saya Berani "Berlelah-lelah" Melayani Tuhan

21 Desember 2020   22:41 Diperbarui: 21 Desember 2020   22:41 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari itu saya merasa begitu lelah. Dari pagi hingga malam, saya melakukan pelayanan kepada Umat Allah.

Pagi hari, setelah mendampingi pastor untuk memimpin Perayaan Ekaristi, saya pergi memberkati kuburan salah seorang yang sudah meninggal 100 hari yang lalu. Dalam kegiatan itu, saya harus menempuh perjalanan sejauh 38 KM dengan medan jalan yang tidak begitu mulus.

Setelah kegiatan pemberkatan kuburan selesai, saya memiliki waktu selama kurang lebih satu jam untuk mempersiapkan diri pada kegiatan berikutnya yaitu memimpin ibadat memasukkan jenazah ke dalam peti. Malam harinya saya memimpin ibadat novena Natal yang dimulai pada pukul 19.30 WIB. Sungguh hari itu saya menjadi hari yang melelahkan bagiku.

Namun meskipun badan terasa begitu lelah, saya tetap memiliki rasa bangga di dalam hati karena telah mampu melakukannya. Saya tidak bisa memastikan kalau itu berjalan dengan baik atau tidak, namun saya mengakui kalau semua kegiatan pelayanan itu saya lakukan dengan sebuah persiapan yang matang.

Rasa lelah yang kualami ternyata membantu kesadaran saya akan panggilan Tuhan dalam diriku. Dengan melakukan semua kegiatan pelayanan tersebut membuat saya merasa berarti dengan panggilan yang kusandang saat ini. Kegiatan-kegiatan itu ternyata menampakkan eksistensi panggilan Tuhan yang ada dalam diriku.

Dari pengalaman lelah satu hari itu juga saya mengerti kalau eksistensi manusia itu semakin tampak saat ia bekerja, terlebih lagi jika yang ia kerjakan berdampak pada sesama yang ada di sekitarnya.

Syukur kepada Tuhan atas pengalaman hari itu. Mungkin terkesan manja ketika saya mengaku diri lelah. Namun ketika rasa lelah itu membawa saya pada pengertian akan makna panggilan Tuhan yang ada di dalam diriku, saat itu juga saya bersyukur karena telah mampu melelahkan diri dalam pelayanan kepada umat Allah. Saya merasa sedang melayani Tuhan saat itu.

Semoga ke depannya saya selalu siap sedia untuk melelahkan diri dalam melayani Tuhan hingga tiba saatnya tubuh ini menyerah pada kematian. Itulah alasan mengapa saya menerima panggilan Tuhan di dalam diriku, yaitu berani "berlelah-lelah" melayani Dia. Semakin saya merasa lelah dalam pelayanan kepada-Nya maka semakin panggilan itu berarti dalam diriku.

Catatan:

Berlelah-lelah melayani Tuhan artinya memberi diri sepenuhnya untuk melayani Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun