Berdasarkan data konfirmasi covid-19 yang dikutip dari Kompas.com, Kamis, 03 Desember 2020, Indonesia memiliki penambahan 8.369 kasus terbaru. Sejak kita mengalami pandemi covid-19, itu adalah angka tertinggi. Sebelumnya kita juga pernah mencapai angka penambahan kasus tertinggi yaitu 6.267 orang. Itu terjadi pada 29 November 2020. Itu artinya, kita telah dua kali mencapai rekor tertinggi penambahan kasus covid-19.
Apa yang bisa kita renungkan dari rekor ini? Tentunya itu bukanlah rekor kebanggaan. Sebaliknya, kita wajar malu dengan rekor itu karena hendak menggambarkan bahwa ternyata kita masih banyak lengahnya dari pada taatnya untuk menghadapi pandemi ini.
Harus diakui bahwa pandemi ini sudah cukup lama berlangsung, dan hingga kini masih saja berlangsung. Mungkin kita lelah karena selalu berada dalam perlawanan terhadapnya dalam waktu yang lama. Ditambah lagi, kabar tentang vaksin, yang boleh jadi merupakan senjata utama untuk melawannya, belum bisa diharapkan tiba dalam waktu dekat. Itu artinya kita belum tahu kapan pertempuran ini akan berakhir.
Namun ada hal menarik dari melihat dan merenungkan angka jumlah penambahan kasus covid-19 setiap harinya. Dari angka-angka itu kelihatanlah bagaimana perjuangan kita terhadap pandemi ini. Saat angkanya rendah, kita boleh berbangga hati sambil berharap semoga selanjutnya semakin rendah. Namun jika angkanya tinggi, ada kegeraman di dalam hati dan saat itu juga timbul pikiran menghakimi teman-teman yang lain yang lalai dalam menaati protokol kesehatan.
Untuk sementara waktu, vaksin utama covid-19 yang bisa kita gunakan ialah 3 M, yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Mengatur jarak. Vaksin ini mudah kita temukan di mana-mana dan harganya pun murah.
Sejak pandemi terjadi, ada berbagai relawan yang membagikan masker. Ada juga relawan yang membagikan hand sanitizer serta galon air untuk pencucian tangan kepada setiap rumah. Hingga saat ini, masker, hand sanitizer dan air tempat cuci tangan bisa kita temukan di mana-mana.
Itu artinya, sebenarnya kita bisa saja dengan mudah menjaga diri agar tidak terjangkit covid-19. Namun, dengan melihat angka penambahan kasus baru yang terus menanjak atau pun bertahan dalam angka yang tinggi, 4.000-9.000 kasus, maka bisa disimpulkan kalau ternyata kitalah yang lalai untuk menjaga diri dari covid-19.
Besar dugaan saya, jika kita selalu berada dalam keadaan lalai, bahkan sengaja untuk lalai, maka sampai saat vaksin pun ditemukan kita akan terus berlawanan dengan covid-19. Padahal seharusnya, kita bisa merdeka.
Untuk kita bersama, di mana pun berada. Artikel ini hanyalah sebuah ajakan untuk terus membangun kesadaran bersama dalam melawan covid-19. Itulah musuh utama kita saat ini. Karena itu, sangat dimohonkan kerja samanya agar kita bisa benar-benar merdeka dari covid-19.
Kesehatan selalu menjadi harga tertinggi dalam diri kita. Untuk itu, hendaknya perjuangan ke sana juga menjadi perjuangan terbesar kita. Mari melepaskan dan meninggalkan segala bentuk kepentingan pribadi, terlebih yang merugikan dan membahayakan kesehatan bersama.