Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah TOP di Pulau Nias (Bagian 18)

8 November 2020   21:40 Diperbarui: 8 November 2020   22:00 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dicium Lansia

Selama menjalani Tahun Orientasi Pastoral di pulau Nias, saya pernah mendapat ciuman dari para lansia. Ciuman itu disengaja dan dibuat dalam suatu kegiatan yang juga sengaja diadakan. Ceritanya demikian.

Di paroki, ada kelompok Legio Maria. Jika pastor paroki berhalangan, maka yang mengisi alukusio (renungan singkat) dalam kelompok itu ialah saya. Karena kelompok ini masih baru, jadi bisa dihitung berapa kali saya memberikan alukusio untuk mereka, apalagi pertemuannya hanya sekali dalam seminggu. Yang menjadi anggotanya ialah para ibu dari berbagai usia.

Suatu kali, dalam pertemuan seperti biasanya, saya diminta untuk memberikan alukusio. Ternyata permintaan itu disengaja oleh mereka karena tinggal menghitung hari lagi, saya akan meninggalkan paroki tersebut. Maka boleh dikatakan bahwa alukusio saat itu akan menjadi alukusio yang terakhir dari saya untuk mereka.

Setelah kegiatan Legio selesai mereka mengadakan acara perpisahan untuk saya. Mereka telah membawa banyak makanan dan minuman ringan saat itu. Mereka juga menyediakan kado untuk saya dan yang memberikan kado tersebut adalah para ibu yang lansia. Dan setelah memberikan kado, mereka diminta untuk mencium saya.

Saya sangat bersyukur pada saat itu. Bukan karena mendapat ciuman, tetapi karena mendapat dukungan terhadap panggilanku untuk menjadi imam.

Ada seorang ibu yang langsung mengambil Rosario yang saya gunakan pada saat itu. Ibu itu mengatakan bahwa  Rosario tersebut akan menjadi kenang-kenangan baginya.

Mereka juga menyampaikan harapannya agar saya sukses dalam panggilan dan kelak menjadi imam yang baik dan rendah hati. Bagiku, ini merupakan kado perpisahan yang sangat bernilai harganya.

Refleksi Panggilan

Banyak pengalaman yang saya alami selama menjalani TOP di pulau Nias. Pengalaman-pengalaman itu sungguh merupakan motivasi bagi ku dalam menjalani panggilan yang sedang kujalani saat ini.

Pengalaman dicium oleh para lansia juga menjadi pengalaman yang memotivasi. Ciuman itu adalah kasih yang tak terungkapkan dari mereka agar saya bisa menjalani panggilan ini dengan baik dan kelak menjadi penyalur rahmat bagi semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun