Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah TOP di Pulau Nias (Bagian 7)

27 Oktober 2020   10:21 Diperbarui: 27 Oktober 2020   10:28 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama berada di Pulau Nias, gerak tangan saya selalu spontan untuk memberikan salam kepada setiap orang yang saya jumpai, terlebih jika orang itu adalah orang baru. Jabatan tangan atau farau danga membuat saya tidak pernah takut untuk berkunjung ke mana saja meskipun saya belum pernah ke tempat itu. Itu karena saya memiliki satu kunci persaudaraan bagi mereka yaitu farau danga. Dan siapa pun dia, pasti akan segan jika kita hormat kepada dia. Itulah strategi pastoral ku selama menjalani TOP di Pulau Nias.

Refleksi pribadi

Farau danga atau berjabat tangan merupakan hal yang biasa dalam hidup sehari-hari, namun bukan berarti itu tanpa makna sama sekali. Farau danga adalah kebiasaan baik yang perlu dilakukan untuk menghormati setiap orang yang berada di sekitar kita., dan saat itu kita lakukan segala rasa curiga dan ketakutan pun sirna.

Saya bersyukur kepada Tuhan atas strategi pastoral yang Ia perlihatkan kepada ku selama berada di Pulau Nias. Pulau Nias adalah tempat yang asing dan sama sekali baru bagi saya. 

Namun hal itu tidak lagi mengkhawatirkan karena suatu prinsip baik tentang hubungan dengan sesama yaitu saling menghormati. Saat kita hidup dengan rasa hormat kepada sesama maka hidup kita pun akan menjadi damai. Dan bagi saya sendiri, farau danga membuat pelayanan saya mendapat tempat di hati mereka. Itu terjadi karena sikap hormat ku kepada mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun