Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tuhan, Buatlah Aku Pandai Bernyanyi

2 Oktober 2020   22:52 Diperbarui: 2 Oktober 2020   22:55 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada suatu malam, kami sekomunitas karaokean bersama. Meskipun saya tidak pandai bernyanyi tetapi teman-teman selalu meminta saya untuk menyanyikan sebuah lagu. 

Mereka memohon agar saya berkenan untuk membawakan lagu karaoke untuk mereka. Meskipun saya sudah menolaknya namun mereka semakin memohon. Akhirnya saya menyetujuinya setelah minta kesepakatan untuk tidak diejek.

Sebenarnya saya sudah memilih lagu yang saya sukai dan sering spontan saya nyanyikan saat beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari. 

Namun seperti yang sudah biasa terjadi, suaraku terdengar fals dan bahkan tidak sesuai dengan nada karaokenya. Akhirnya saya berhenti dan menyerahkan mic-nya kepada teman yang pandai nyanyi untuk melanjutkannya.

Setelah lagu selesai, mereka bertanya: "Kenapa kamu malu? Di sini kesempatanmu untuk latihan nyanyi". Tetapi saya menjawab dengan mengatakan bahwa suara saya memang tidak bagus dan saya pun kurang suka bernyanyi. 

Dengan itu mereka mengerti dan melanjutkan karaokenya dan saya hanya bergoyang mengikuti irama musik yang ada sebagai bentuk partisipasi terhadap keseruan mereka.

Saya berhasil menipu mereka. Sebenarnya saya suka nyanyi, tetapi karena suaraku kurang baik maka saya malu untuk bernyanyi di hadapan orang lain. Biasanya saya bernyanyi saat sendirian saja agar tidak mengganggu telinga mereka yang tahu lagunya.

Saya memang terkadang iri dengan teman-teman yang pandai bernyanyi. Saya mengira bahwa mereka pasti sangat bahagia karena bisa bernyanyi dengan baik dan bisa mengekspresikan segala gerak emosi jiwa dalam nyanyian-nyanyian yang indah. "Seandainya saja saya bisa bernyanyi", itulah isi lamunanku selalu.

Mungkin jika diizinkan untuk meminta saya akan minta agar Tuhan membuat saya pandai bernyanyi, "Tuhan, buatlah aku pandai bernyanyi". Tetapi nyatanya tidak semudah itu. Tuhan tidak boleh dipaksa untuk mengabulkan isi doa kita. Semuanya sudah diatur oleh Tuhan seturut kebaikan hati-Nya.

Mungkin bukan bakat bernyanyi yang diberi Tuhan untuk saya miliki tetapi bakat yang lainnya yang juga tidak berjauhan dengan kegiatan bernyanyi seperti bergoyang dan menikmati musik. 

Ya, saya sangat suka menikmati musik dan bergoyang dengan hikmat seturut alunan musiknya. Itu yang teman-teman sukai dari saya setiap kali mereka bernyanyi karaoke dan karenanya meskipun saya tidak pandai bernyanyi mereka suka mengajak saya untuk bergabung. 

Barangkali kehadiran saya memotivasi mereka untuk bernyanyi lebih baik lagi agar cara mereka menyanyikannya dapat membuat hati dan jiwa bergoyang. 

Mungkin saya hanya bisa bergoyang dan menjadi penikmat musik yang mereka nyanyikan tetapi sesungguhnya itulah yang mereka butuhkan saat mereka bernyanyi. Dalam hal ini saya sangat memuji Tuhan.

Saya percaya bahwa Tuhan menganugerahkan kepada setiap orang bakat yang akan membawa mereka kepada kebahagiaan asal saja bakat itu segera disadari dan dikembangkan dan seterusnya dipakai untuk memuliakan Tuhan. 

Saya memang tidak pandai bernyanyi dan saya menduga Tuhan tidak memberikan aku bakat bernyanyi, tetapi yang berkaitan dengan bernyanyi diberikan-Nya yaitu bergoyang dan menikmati musik. 

Dengan begitu, meskipun saya tidak pandai bernyanyi tetapi saya selalu merasa bahagia setiap kali mendengarkan sebuah lagu. Di sinilah saya kira letak kebijaksanaan Tuhan itu, memberikan kepada setiap orang karunia yang berbeda-beda agar mereka bisa saling melengkapi. 

Yang pandai bernyanyi bergabung dengan yang pandai bergoyang dan penikmat musik sehingga mereka saling menyempurnakan. Itulah diriku dengan teman-temanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun