Pulau Nasi - NAD
Oleh : Dedy Istanto
Cerita punya cerita kenapa Pulau ini dinamakan Pulau Nasi ternyata cukup sederhana. Konon katanya pada saat waktu berlayar dari Pulau menuju daratan Banda Aceh ataupun sebaliknya, kalau berbekal nasi dibungkus itu tidak basi, artinya masih bisa kita makan sampai ditujuan. Sederhana namun sangat logis.
Pulau yang terletak diutara Banda Aceh ini merupakan salah satu pulau yang berada diluar daratan Pulau Sumatera. Secara Administratif pulau tersebut masuk kedalam struktur Kecamatan Pulau Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Pulau Nasi yang terbagi menjadi 5 Desa ini merupakan pulau pemukiman yang cukup menarik untuk dikunjungi.
Pelabuhan Uleelheu tepatnya di Pasar Ikan menjadi tempat berkumpulnya para penumpang baik yang datang dari pulau maupun yang ingin pergi ke pulau. Boat biasa sebutan kapal motor bagi masyarakat di pulau sebagai sarana transportasi yang digunakan ini memiliki 2 (dua) dermaga yang dijadikan berlabuhnya boat dari daratan Banda Aceh ke Pulau Nasi. Pertama sebagai pelabuhan utama yaitu Dermaga Lamteng, kemudian ada dermaga Deudap, yang berada di Desa Deudap. Boat sebagai alat transportasi yang vital bagi masyarakat Pulau Nasi sebagai penghubung untuk kedaratan Banda Aceh. Dalam sehari, hanya ada satu trip pemberangkatan saja, biasanya berangkat dari Pulau pagi hari jam 7.30 Wib sampai didaratan Banda Aceh sekitar jam 09.00 Wib. Kemudian pada siang harinya jam 13.00 atau 14.00 Wib boat berangkat kembali ke Pulau. Hanya hari Jum’at saja boat tidak beroperasi, karena setiap hari Jum’at masyarakat di pulau meliburkan diri dengan mengisi waktu untuk bergotong royong di Desanya masing – masing.
Keindahan alam laut Pulau Nasi
Panorama laut yang indah disertai lambaian nyiur sudah menjadi ciri khas bagi pulau ini. Hamparan pasir putih yang begitu panjang, dengan pantai yang landai menjadi daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Bagi kita yang memiliki hobby diving ataupun snorkeling, jangan khawatir tempat ini juga mempunyai spot untuk bisa dicoba.
Selain andalan keindahan pantai dan lautnya, dipulau ini juga terdapat tebing-tebing yang begitu cadas menjulang tinggi seperti sisa reruntuhan dari zaman masa lampau. Kemudian disekitar tebing tersebut juga terdapat sumber mata air yang menjadi sumber air bagi masyarakat disekitar. Dan yang tidak kalah serunya yaitu kekayaan hasil alam lautnya, ikan, gurita, maupun sotong menjadi andalah di Pulau ini.
Maka tidak ada salahnya pulau ini bisa menjadi salah satu alternative untuk kita kunjungi, dengan bekal nasi bungkus selama perjalanan ke pulau tersebut, kita sudah bisa menikmati panorama laut yang begitu indah.
Selamat menikmati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H