Q. Tujuan dari pemberian tunai, untuk membantu kebutuhan sehari-hari warga atau meningkatkan konsumsi sebagai pendukung roda perekonomian?
A. Membantu kebutuhan sehari-hari. Pemerintah baru saja memperluas status keadaan darurat menjadi seluruh wilayah Jepang. Sehingga membuat beban kehidupan bertambah bagi banyak orang. Ini menjadi salah satu alasan pemerintah tidak membatasi jumlah pendapatan untuk penerima bantuan.
Ketika Lehman Shock tahun 2008, pemerintah Jepang pernah memberikan tunai ¥12,000/orang untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri. Namun kebijakan ini dikritik karena kurang berhasil.
Q. Bagaimana dibandingkan dengan kebijakan negara lain?
A Pemerintah Amerika Serikat memberikan bantuan tunai 1,200Â dollar (Â¥130,000) /orang, hampir setara dengan Jepang. Namun Pemerintah Amerika sudah mulai membagikan bantuan tersebut sejak 13 April, lebih cepat dari Jepang.
Jerman jauh lebih banyak dan lebih cepat. Bagi freelance, mereka mendapat sekitar 5,000 Euro (sekitar ¥600,000), bisa apply secara online dan 2 hari kemudian mendapat uang tersebut.
Q. Sumber keuangannya dari mana?
A. Penduduk di Jepang berjumlah sekitar 126 juta, termasuk orang asing. Jika 1 orang mendapat ¥100,000, maka dibutuhkan dana 12.6 trilliun yen (1830 triliun rupiah).
Pemerintah pada awalnya berencana memberikan ¥300,000/keluarga, telah menganggarkan sekitar 4 trilliun yen. Sehingga diperlukan tambahan dana 8.6 triliun yen.
Sebagai sumber keuangan program diatas, pemerintah pusat sebelumnya berencana menerbitkan surat utang negara sebesar 14.5 triliun yen, sehingga bisa diprediksi surat utang negara akan bertambah banyak. Pada akhirnya paket ekonomi darurat pun akan bertambah, melebihi rencana sebelumnya yang mencapai 108 trilliun yen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H