Setiap ahad, ada subuh bersama disertai dengan kajian yang menghadirkan pembicara dari beberapa latar organisasi islam dan profesi. Sebut saja, Ust. Adi Hidayat, Ust. Salim A Fillah, TGB, KH Nasaruddin Umar, Dahlan Iskan hingga Achmad Zaky (CEO Bukalapak) pernah mengisi di MIT.
Ketika bulan Ramadhan, MIT juga penuh dengan kegiatan mulai dari buka bersama, pesantren kilat hingga Tabligh Akbar dengan mendatangkan ustad dari tanah air.
Pernah juga mengadakan Islamic Cultural Festival di mana warga Jepang diajak melihat dalam masjid dan mengenalkan budaya Indonesia dan Islam. Acara-acara tersebut sangat jauh dari radikalisme. Bila tidak percaya, silahkan untuk berkunjung ke MIT.
Masih banyak masjid dan islamic center lain di Jepang yang menjadi pusat penyebaran islam dan aktif menyebarkan pesan perdamaian ke masyarakat Jepang.
Selain itu, ketika terjadi bencana di Jepang, warga muslim dari berbagai negara dan organisasi menjadi volunteer dan ikut melakukan penggalangan donasi. Seperti ketika bencana gempa tsunami besar 2011 dan bencana badai hagibis tahun ini.
Jadi seandainya ada yang mengklaim bahwa paham radikal mengental di Jepang dan hanya satu masjid saja yang aman, mungkin perlu piknik ke berbagai masjid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H