Selama paradigma pendidikan masih berorientasi pada hasil, intelektualitas adalah ukuran mutlak bagi pebelajar. Akan tetapi, dalam penilaian proses, hasil adalah bagian kecil dari intelektualitas. Keberhasilan pendidikan tidak ditentukan hanya satu faktor kecerdasan saja, namun juga dipengaruhi oleh kecerdasan-kecerdasan yang lain seperti kecerdasan emosional dan spiritual.
Bagi sebagian siswa, bisa saja memperoleh kecerdasan intelegensi dengan cara-cara yang manipulatif. Akan tetapi, tingkat kecerdasan emosional dan spiritual tidak dapat diperoleh kecuali dengan proses yang panjang dan konsisten.
Pada akhirnya, belajar adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Meskipun pendidikan memiliki jenjang, pada dasarnya jenjang pun sebuah proses. Jika dianalogikan ujian nasional sebuah pintu, maka masuklah ke ruangan tanpa merusaknya. Karena ruangan yang pintunya utuh pasti tampak lebih bagus daripada yang pintunya rusak.
Seperti idigiom yang sesuai dengan amal perbuatan. Muara pendidikan akan diketahui seperti halnya kematian yang menjemput secara khusnul atau su’ul khotimah.
*Pengajar di SMK Negeri 1 Kras, Kediri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H