Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Menakar Muara Sistem Pendidikan Indonesia

24 Mei 2016   11:29 Diperbarui: 24 Mei 2016   12:27 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama paradigma pendidikan masih berorientasi pada hasil, intelektualitas adalah ukuran mutlak bagi pebelajar. Akan tetapi, dalam penilaian proses, hasil adalah bagian kecil dari intelektualitas. Keberhasilan pendidikan tidak ditentukan hanya satu faktor kecerdasan saja, namun juga dipengaruhi oleh kecerdasan-kecerdasan yang lain seperti kecerdasan emosional dan spiritual.

Bagi sebagian siswa, bisa saja memperoleh kecerdasan intelegensi dengan cara-cara yang manipulatif. Akan tetapi, tingkat kecerdasan emosional dan spiritual tidak dapat diperoleh kecuali dengan proses yang panjang dan konsisten.

Pada akhirnya, belajar adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Meskipun pendidikan memiliki jenjang, pada dasarnya jenjang pun sebuah proses. Jika dianalogikan ujian nasional sebuah pintu, maka masuklah ke ruangan tanpa merusaknya. Karena ruangan yang pintunya utuh pasti tampak lebih bagus daripada yang pintunya rusak.

Seperti idigiom yang sesuai dengan amal perbuatan. Muara pendidikan akan diketahui seperti halnya kematian yang menjemput secara khusnul atau su’ul khotimah.

*Pengajar di SMK Negeri 1 Kras, Kediri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun