Mohon tunggu...
Dedi Mursadi
Dedi Mursadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PBSI FIP UMJ

Mahasiswa dan Aktivis yang kebetulan bisa menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan di Era Globalisasi: Guru Vs Vuca

25 November 2023   20:45 Diperbarui: 25 November 2023   21:24 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dasarnya juga pendidikan harus mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menjadikan peserta didik lebih logis, kritis, dan toleran. Pendidikan  harus mempunyai kekuatan untuk menyucikan emosi masyarakat dan mentransformasikan pola pikirnya agar menjadi manusia yang lebih berbelas kasih, inklusif, toleran, pluralistik, dan manusiawi serta peduli menjaga kosmos dan lingkungan hidup. Pendidikan Islam perlu mampu mengembangkan akhlak dan kebijaksanaan serta perilaku sosial yang lebih beradab dan santun.

Dalam hal lain, ada permasalahan yang harus juga ditangan dengan tanggap oleh Pemerintah. Yaitu kualitas Pendidikan dalam Instansi Pendidikan di Indonesia, yang mana masih jaudah dari harapan. Hal tersebut dari segi sarana dan prasaran, kualitas guru dan sistem dan kurikulum yang diberikan kepada peserta didik. Hal-hal tersebut harus menjadi bagian penting yang semestinya dibenahi oleh para Akademisi, sehingga mampu menghadapi tantangan di era globalisasi dan juga VUCA (Volatulity, Uncercainty, Complexity, and Ambiguity). 

Saat ini manusia hidup di era VUCA (Volatility, Uncercainty, Complexity, dan ambiguity). Vuca merupakan suatu kondisi ketika perubahan terjadi sangat cepat, tidak pasti, kompleks, dan ambigu. Hal ini kalau kita korelasikan antara Pendidikan dengan era globalisasi, tentu mempunyai keterkaitan yang sangat tepat. Saat ini perubahan terjadi sangat cepat, dari satu keadaan kekeadaan lain, sehingga membuat sesuatu  tidak stabil dan tidak teratur. Membuat manusia sekarang ini kewalahan dalam mengahadapi perubahan yang cepat, tanpa adanya  sebab  dan akibat. Hal tersebut tidak terjadi pada satu   aspek saja, tetapi kompleks.

Maka dari itu sudah menjadi tugas dan kewajiban Guru dalam mempertahankan autentikasi moral-moral anak bangsa di era Globalisasi dan tantangan VUCA. Di era Vuca dan globalisasi yang begitu pesat. Para Akademisi  harus mengambil langkah-langkah strategis dan konkret untuk memecahkan permasalahan yang terjadi. Ada beberapa yang memang harus dipersiapkan  oleh para Guru untuk mempertahankan eutentikasi pendidikan dan budaya di Indonesia.

Pertama, menyelesaikan persoalan dikotomi. Yaitu dualisme Pendidikan Islam dan Pendidikan Umum. Persoalan lama yang hingga saat ini ada harus dibenahi. Anggapan bahwa Pendidikan Islam seperti Pondok Pesantren tertinggal dan tidak modern harus dihapuskan. Pendidikan Islam dan Pendidikan Umum juga harus disatupadukan dan dikuatkan, sehingga generasi bangsa dalam menghadapi VUCA di era globalisasi tidak hanya didasari kecerdasan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga dengan keimanan dan taqwa. Dengan seperti itu moralitas, budaya dan karakter anak bangsa tetap terjaga keautentikasinya.

Kedua, Sinergikan kurikulum dan materi. Materi pendidikan  diperbaharui dengan meluas dan general, yaitu Dimensi vertikal kepada Allah SWT dengan Al-Qur'an dan Hadist serta kitab-kitab yang dibuatkan para ulama terdahulu. Kemudian disinergikan dengan orientasi dalam pengelolaan ilmu teknologi (IPTEK), sehingga Pendidikan di Indonesia tidak selalu yang kaku dan kuno dengan menggunakan papan tulis atau instrumen yang sifatnya terkesan zaman dahulu

Ketiga Manajemen Pendidikan. Manajemen Pendidikan  pada hakikatnya adalah tentang pengalokasian waktu, ruang, keuangan, sumber daya manusia, dan fasilitas secara efisien sekaligus mengelola dan mengendalikannya. Hal ini memerlukan pengembangan visi budaya nasional yang berpikiran maju, internasional, metodis, dan berbeda. Sejumlah definisi rinci tentang prinsip-prinsip yang menjadi pedoman penyelenggaraan pendidikan  antara lain: Ikhlas, Jujur, Amanah, Adil, Bertanggung Jawab, Dinamis, Realistis, dan Fleksibel.

Maka dari ketiga poin yang dijelaskan di atas kemungkinan besar bisa dilakukan para Guru untuk mengatasi permasalahan globalisasi yang terjadi. Pendidikan di Indonesia sudah seharusnya menjadi garda terdepan dalam menangani arus globalisasi yang serba cepat seperti sekarang ini. VUCA yang setiap waktu dan tempat mengancam untuk selalu siap menghadapi segala perubahan dan perputaran arus kehidupan harus dihadapi dengan kreativitas dan intelektualitas. \Para Guru harus lebih berani dan kreatif untuk terus mempertahankan, memperbaharui dan meningkatkan esensi dan eksistensi dari Pendidikan Indonesia dalam menghadapi VUCA. Sehingga budaya, moralitas dan karakter anak Bangsa ke depan mampu tetap terjaga keautentikannya secara baik.

Selamat hari Guru untuk para guru-guru tangguh di tengah era globalisasi yang tidak menentu. Setiap tempat adalah Sekolah dan setiap orang adalah Gur. Semoga selalu ikhlas beramal dalam berbakti kepada bangsa dan negaea

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun