Pasar Malam 1 Milyar
Ratusan orang berbondong  bondong memadati pasar malam yang hanya ada sebulan sekali. Selepas gajian tiba, bisa dipastikan para pekerja di sebuah perusahaan kelapa sawit yang rata  rata membawa uang dua sampai tiga juta berjibun mulai memadati pasar yang sudah buka sejak sore.Â
Mereka berasal dari berbagai daerah, umumnya Sulawesi, Jawa, Madura dan NTT. Bukan hanya mengajak istri atau suami untu belanja, anak  anak yang terkadang jumlahnya lebih dari satu itu juga ikut bersuka ria di pasar malam.
Pasar malam itu tepatnya berada di Dusun Gunung Kudung, Kec. Bengalon, Kab. Kutai Timur. Terletak sekitar perjalanan dua jam dari sebuah tambang batu bara terbesar di Indonesia.Â
Awalnya pedagang yang berjualan di pasar itu hanya beberapa orang saja, namun karena melihat potensi perputaran uang yang lumayan fantastis dalam satu malam, saat ini pedagang sudah meluber hingga jalan raya.
Sebenarnya, pasar ini bukan satu  satunya yang ada. Sekitar perjalanan satu jam terdapat pasar malam yang buka tiap hari minggu. Dan perjalanan dua jam terdapat juga yang paling ramai, buka tiap hari senin dan pengunjungnya sampai ribuan, tentu potensi perputaran uangnya sangat luar biasa.
Apa iya, potensi perputaran uang dalam satu malam mencapai satu milyar rupiah? Sebenarnya itu hanya gambaran abstrak saja, uang satu milyar bahkan lebih itu adalah uang yang dipegang para pekerja setelah mengambil gaji. Populasi di daerah itu sebenarnya tidaklah banyak, para pekerja dan mami syarakat berkisar 1000 Â 2000 orang saja.Â
Jika kita hitung apabila pendapatan rata  rata mereka 2,5 hingga 3 juta maka jika terdapat 1000 orang sudah terkumpul angka 2,5  3 milyar. Setelah mereka mengambil gaji kebanyakan tidak langsung pulang ke rumah masing  masing, tapi mampir menuju ke pasar tersebut. Katakanlah 1 orang belanja 100  200 ribu, maka perputaran uang tetap di angka ratusan juta.
Barang  barang yang di jual tidak jauh beda dengan pasar pada umumnya. Sembako, pakaian, makanan jadi, aneka minuman ada juga mainan anak  anak. Untuk masalah harga memang selisihnya cukup jauh dengan harga di kota  kota.Â
Misalnya minyak goreng satu liter 15 Â 17 ribu, beras 11 Â 13 ribu, telur satu piring 40 ribu. Harga yang tinggi masih dimiliki cabe, ada yang jual per kilo 100 ribu, padahal umumnya sudah di bawah 50 ribu.
Di daerah tersebut layanan perbankan juga masih terbatas, bahkan untuk melakukan transaksi keuangan harus menempuh jarak yang cukup jauh. Berdasarkan data dari kantorbank.id beberapa bank yang ada diantaranya Bank BRI, Bank Kaltim dan Bank Mandiri.
Sebenarnya tulisan ini hanyalah untuk mengisi waktu senggang. Namun saya mengajak pembaca untuk membayangkan betapa kayanya negeri ini. Uang milyaran tersebut berputar dari pekerja satu perusahaan yang sebenarnya jumlahnya lebih dari itu. Dan tahukah pembaca ada berapa jumlah perusahaan perkebunan yang ada di kabupaten ini?Â
Pernah saya iseng browsing dan menemukan data yang mengejutkan, satu kabupaten terdapat ratusan perusahaan yang tentu jika dilihat potensi ekonominya sangat tinggi. Selain mencptakan banyak lapangan pekerjaan tentu juga menyumbang pendapatan suatu daerah.Â
Lantas kenapa masih banyak di antara kita masih bingung mencari kerja? Ya, kerja  kerja seperti di perkebunan tentu tidak menjadi pilihan. Padahal jam kerjanya hanya tujuh jam dan tergolong tidak terlalu berat, sesuai kemampuannya.