Tuhan..
Peluklah tubuh mungil di sudut kesedihan itu
yang terpaku diantara puing reruntuhan yang berserakan
menyaksikan hilangnya kedua orangtua dan saudara
ditelan kejamnya perang yang tak dia minta
dentuman ledakan samarkan isak tangisnya
parau suara hilangkan teriak kesakitan di bibir mungilnya
selaksa perih merajut dalam bayang ketakutan
serupa matahari tenggelam dalam kegelapan
desau angin menyusup dalam tulang kecilnya
membuat tubuh mungil itu bergetar menggigil
cakrawala luas yang kini jadi atap rumahnya
adakah yang masih peduli..?
adakah yang masih punya nurani?
diantara riuh rendahnya hamba illahi..
bukan diantara manusia yang tak tahu diri
sumber: puisi kecilku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H