Ada yang berkata, "Saya terlalu sibuk untuk shalat lima waktu." Tapi orang yang sama bisa menonton 16 episode drama Korea tanpa jeda. Atau main game sampai lupa waktu. Jika kita punya waktu untuk itu, mengapa tidak untuk shalat?
Bayangkan jika Allah memberikan sistem auto-debit shalat seperti listrik. Anda tidak shalat, langsung ada denda. Tapi Allah tidak seperti itu. Dia memberi kita kebebasan untuk memilih, sekaligus memberi pahala yang tak terhitung jika kita memilih jalan-Nya.
Menegakkan Tiang Agama
Shalat bukan hanya rutinitas; itu adalah perjalanan. Perjalanan dari hati yang gelisah menuju ketenangan. Jika Anda merasa berat, mulailah perlahan. Tidak ada yang meminta Anda langsung menjadi sempurna. Shalatlah, walaupun Anda merasa belum layak. Shalatlah, walaupun Anda masih belajar memahami. Karena dalam setiap sujud, ada rahmat yang mendekat.
Refleksi untuk Kita Semua
Sahabat Kompasiana, mari kita renungkan bersama. Jika rumah kita roboh karena tiangnya rapuh, siapa yang akan disalahkan? Jangan biarkan tiang agama kita lapuk hanya karena kita terlalu sibuk dengan dunia. Shalat adalah tiang, tapi juga payung yang melindungi kita dari badai kehidupan.
Jadi, yuk tegakkan shalat, bukan hanya untuk Allah, tapi untuk hati kita sendiri. Karena di balik setiap rakaat, ada cinta-Nya yang tidak pernah pudar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI