Mohon tunggu...
D e d i
D e d i Mohon Tunggu... Wiraswasta -

"No news is a good news"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jeritan Hati Perawat Sukarela; Antara Upah dan Tanggung Jawab...

1 April 2016   07:51 Diperbarui: 1 April 2016   19:56 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi foto // pinterest.com"][/caption]

Semalam istriku ingin curhat melalui blackberry messenger, padahal saya sangat mengantuk untuk meladeninya. Setelah berpikir beberapa saat saya pun membalas bbm_nya dengan mengiyakan permintaannya untuk curhat.

Beberapa saat berpikir, ada apa gerangan, apa yang akan di bicarakan?. Penasaran juga sih...

Setelah menunggu beberapa saat, bbm ku berdering menandakan ada pesan baru yang masuk. Benar saja itu pesan dari dia....

“kita tahu,...masa uang jasa untuk perawat suka rela beda satu juta dengan PNS...”

“Uang jasa yang naterima pegawai suka rela 420 ribu sedangkan pegawai PNS 1,3 juta...”disertai dengan emo sedih.

Selisih uang jasa yang sangat jauh ternyata yang menjadi topik curhatannya malam ini.

Menurutnya sungguh tidak masuk akal, gaji dari uang jasa yang satu-satunya harapan untuk dapat gaji dari rumah sakit sebagai pegawai suka rela hanya dapat segitu sedangkan uang jasa untuk PNS sangat besar.

Padahal menurutnya porsi kerja dan tanggung jawab dalam melayani pasien sama, dan bahkan porsi kerjanya bisa lebih dari yang di berikan di bandingkan dengan pegawai yang berstatus PNS.

Istriku telah bekerja dirumah sakit semenjak 2009 sampai saat ini. Statusnya sebagai suka rela tidak menjadi persoalan buatnya untuk memberikan pelayanan maksimal ke pasien.

Dengan gaji tak menentu tiap bulannya, di awal statusnya sebagai pegawai suka rela di rumah sakit, dia hanya mendapatkan upah 50 ribu sebulannya tapi itupun kadang dua bulan sekali gajiannya.

Dari 50 ribu naik menjadi 100 ribu, 200ribu, 300ribu dan saat ini merupakan gaji terbesar di dapatnya yaitu 420ribu selama bekerja di rumah sakit hingga 2016.

Upah yang tidak sebanding dengan tanggung jawabnya sebagai perawat yang harus mengurus berbagai jenis pasien, penyakit serta beban kerja yang lainnya.

Terkadang mengeluh dengan statusnya yang hingga kini hanya sebagai pegawai suka rela, tapi disisi lain dia ikhlas menjalaninya.

Ditengah hidup yang serba butuh uang saat ini, menjadi hal yang sangat dilematis buat dirinya, antara mengharapkan gaji selayaknya pegawai yang lainnya atau melakukan tanggung jawab sebagai perawat yang harus melayani pasien. 

Kadang dia juga mengeluh ingin seperti yang lainnya, mendapatkan gaji yang cukup serta penghargaan dari orang lain terutama dilingkungan kerjanya.

Jujur saja sebagai pegawai yang tidak memilik NIP (Nomor induk Pegawai) mereka selalu merasa teraniaya dan merasa tidak dihargai di lingkungan rumah sakit. Dari pembagian uang jasa sampai beban kerja dan tanggung jawab terkadang melebihi perawat yang berpangkat PNS.

Membandingkan penghasilannya dengan profesi Office Boy yang bekerja dirumah sakit, office boy sebulannya bisa mengantongi gaji antara 700ribu sampai 1jt, tapi lainnya halnya dengan para pegawai sukarela yang notabene memiliki tanggung jawab dan resiko pekerjaan yang tinggi hanya dihargai 50ribu saja sebulannya.

Upah kecil tapi tuntutan kerja yang sangat besar.

Menajalani profesinya sebagai pegawai suka rela sangat dilematis buatnya, antara mengharapkan imbalan yang sesuai atau melakukan rutinititasnya sebagai perawat yang kadang hanya dianggap sebelah mata.

Tetapi dengan tanggung jawab sebagai Nurse (baca:perawat) dia mengenyampingkan egonya untuk upah yang besar. Bekerja dengan ikhlas demi membantu orang lain menjadi pilihannya.

Membantu dan membahagiapkan orang lain yang membuatnya bisa bertahan dengan status serta tekanan di lingkungan kerjanya saat ini.

Dia adalah perawat yang tangguh dan istri serta ibu terbaik buat kami....

 

Love you...

*dd

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun