Waerebo (Catatan kecil Dari Negeri di Atas Awan)
Tiga kali sudah saya mengunjungi kampung  Waerebo,  banyak yang bilang bahwa ini bukan hanya sekedar kampung tapi negeri di awan. Julukan itu benar sebab letaknya di atas 1200 pl, menyebabkan pada pagi dan sore hari kabut seringkali menyelimuti perkampungan ini. Sifat dan karakteristik Warebo secara umum dapat dilihat dari keadaan alam dan lingkungan hidupnya.
Rumah tempat mereka tinggal, suasana dan cuaca alamnya yang cerah, tak ada polusi di kelilingi gunung yang tinggi. Kehidupan orang Waerebo sangat bergantung pada alam, jadi tidak heran mereka sangat menjaga kelestarian alam.
Mata pencaharian masyarakatnya lebih dominan pada sektor perkebunan. Karakteristik masyarakatnya masih berkaitan dengan etika dan budaya setempat, seperti berperilaku sederhana, menjunjung tinggi kekeluargaan, menghargai orang lain, bekerjasama, religius dll.
Ada tujuh rumah adat yang berbentuk kerucut, di dalamnya terdapat beberapa tingakatan dengan fungsi dan kegunaan masing-masing. Rumah kerucut Waerebo atau rumah Niang (sebutam lokal) memiliki filosofi lokal yang sarat akan makna dan arti.
Banyak sekali lambang dan simbol adat yang bisa kita liat dari dalam dan di luar rumah adat ini. Baik itu bentuk rumah ataupun benda-benda yang ada di dalamnya. Melihat itu semua sudah dipastikan orang Waerebo hidup dan terikat dalam kebudayaan mereka. Seluruh kehidupan mereka ada dalam lingkaran kebudayaan.Â
Rumah orang Waerebo dihuni oleh beberapa kepala keluarga yang memiliki pertalian darah. Kurang lebih 6 sampe 7 KK yang menghuni 1 rumah kerucut. Biasanya tempat beraktifitas seperti tidur masak ada di lantai satu rumah ini. Tingakatan berikutnya dikhususkan untuk hal lain sesuai fungsi dalam adat orang Waerebo.
Keadaan luar rumah begitu menakjubkan hamparan rumput hijau yang menyejukan dan barisan gunung dan awan yang membawa perasaan nyaman. Keramahan orang Waerebo membuat siapa saja yang berkunjung kesini pasti tersanjung.
Orang Waerebo mengkonsumsi apa yang telah disediakan hutan bagi mereka serta hasil tanam itulah yang membuat mereka begitu terikat pada alam. Salah satu hasil alam yang memikat hati saya adalah kopi.Â
Kopi bagi orang Waerebo bukan minuman biasa tapi kaya akan makna dan filosofi. Dari pengahargaan kepada tamu, ucapan selamat datang bahkan pencair suasana. Kita tidak akan menjadi orang asing lagi. Kopi Waerebo terdapat dua jenis Arabika dan Robusta.
Saya awalnya menolak karena maag, tapi semerbak aroma wangi kopi Waerebo membuat saya lupa maag. Suasana cair karena kopi, cerita mengalir, sejarah ditutur, cerita masa lampau dibuka. Identitas mereka semakin jelas dari setiap penuturan lelaki separuh baya. Kopi Waerebo bukan sekedar kopi.
Di malam hari bintang terasa dekat sekali. Duduk dihamparan rumput sambil melihat bintang adalah sensasi yang mengundang inspirasi. Apalagi ditambah segelas kopi. Ada hayalan tanpa beban.
Dan paginya Sunrise akan menyapa kita dari cela gunung diiringi kicauan burung. Nikmat sekali. Ayo ke Waerebo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H