Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Misteri Pak Jokowi: Telunjuk Lurus, Kelingking Berkait

22 Maret 2022   13:54 Diperbarui: 23 Maret 2022   15:36 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Telunjuk lurus kelingking berkait itu peribahasa Indonesia. Didokumentasikan oleh sastrawan Aman Datuk Mojoindo dalam kumpulan pepatah indonesia terbitan Depdikbud tahun 1978. Aslinya merupakan pepatah minang " Talunjak luruh kalingkang bakaih". Artinya, lain yang diucapkan lain yang ada dalam hati. Pepatah yang sama "Pepat di dalam lancung di luar", "Geleng bukan angguk", "Lain di mulut lain dihati". 

Dengan pepatah atau peribahasa itu, saya mencoba menyimpulkan debat kata, dan diskusi banyak orang yang mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo terhadap wacana yang berkembang yaitu "Presiden 3 periode dan pemilu diundur".

Presiden (Jokowi) 3 periode, mulanya diunggah Dr. Mohamad Qodari S.Psi MA. Lebih setahun lalu. Pengamat Politik dan peneliti muda itu tampil pede dengan alasan pingin menduetkan Jokowi dengan Prabowo Subianto. Ini katanya untuk menghindarkan polarisasi diantara pendukung kedua pemimpin publik itu.

Menurut Qodar, kedua tokoh itu memiliki pendukung yang sama. Kalau dipersatukan amanlah negeri ini, begitu kira-kira yang ada dibenak mas Qodar. 

Pemikiran sederhana tapi menggelindingkan bola panas ke panggung politik negeri kita. Wacana itu segera mengundang reaksi. Kebanyakan menolak. Itu melanggar konstitusi, kata banyak pihak.

Pasal 7 UUD 45 menentukan Presiden dipilih untuk masa 5 tahun dan dapat diperpanjang hanya 1 kali. Jadi hanya 2 periode saja. Memang bisa dirubah dengan mengamandemen UUD. 

Tapi itu bukan jalan mudah. Jalan penuh liku dan terjal. Jangan pula berpikir jalan tol yang lurus bebas hambatan. Yang paling keras menentang wacana itu adalah Badan Eksekutif Mahasiswa seluruh Indonesia. 

Menurut mereka, wacana itu merupakan penghianatan terhadap reformasi 1998 yang telah dibangun mahasiswa dan rakyat secara berdarah darah. Kemudian ketika masalah 3 periode masih jadi perbincangan pro kontra tiba tiba muncul pula wacana baru: "Pemilu diundur".

Dari penyampai komentar yang beraroma penolakan, saya ambil saja 2 tokoh yang rasanya bisa menjadi representasi banyak orang. Mereka adalah peneliti LIPI Prof. Dr. Cipta Lesmana dan ekonom handal Prof. Dr. Rizal Ramli. 

Kedua tokoh bangsa ini mempertanyakan sikap tegas seorang presiden bernama Joko Widodo. Dulu awal muncul wacana 3 periode, Jokowi meski terdengar agak tegas menolak tapi ada tambahan kalimat semu "saya taat konstitusi ". 

Ini bisa diartikan jika konstitusi berubah karena ada amandemen maka ia pun sangat mungkin menerima periode ke tiga itu.

Sekarang sikap Jokowi dianggap lebih membingungkan lagi. Belakngan dia mengatakan semua wacana soal 3 periode atau pemilu mundur adalah merupakan bagian dari demokrasi. 

Dia tidak tegas. Dia lupa sudah ada keputusan bersama antara DPR, pemerintah dan KPU bahwa pemilu akan diselenggarakan tanggal 14 Februari 2024. Kenapa tidak konsekwen berpegang ke sana? Yang aneh lagi, kata Prof Cipta, adalah perilaku Muhaimin Iskandar. Ketum PKB itu diketahui adalah orang pertama yang mengunggah wacana pemilu diundur.

Kemudian diikuti Erlangga Hartanto. Anehnya padahal keduanya itu berniat jadi calon presiden. Kenapa minta diundur? 

Padahal seperti kata Jusuf Kalla bukanlah lebih cepat lebih baik? Sekadar basa basi baik Muhaimin maupun Erlangga menyampaikan alasan. Katanya, pandemic covid19 belum tuntas, recovery economy belum selesai dan anggaran cekak. 

Selain itu, katanya, banyak masyarakat menghendaki pengunduran pemilu. Ini aneh, tak hanya kata Prof Cipta dan Rizal Ramli, tapi juga kata banyak orang.

Dulu tahu 2020, waktu masyarakat minta pilkada diundur karena covid, pemerintah gak gubris dan jalan terus. Sekarang mereka yang minta mundur. Soal dana cekak lho kenapa kalau bangun IKN gak bilang uang cekak? 

Lalu soal masyarakat menghendaki pemilu diundur masyarakat mana itu? Direkrut eksekutif Lingkar Survei Indonesia baru saja merilis bahwa 62 persen masyarakat menolak pemilu diundur .

Rizal Ramli menduga Jokowi kini berada dalam kegamangan. Dia ibarat maju kena mundur kena. Kalau tetap maju dia pasti disemprot boss partai, ibu Megawati. Kalau mundur dia juga gamang mengahadapi para oligarki yang mengelilinginya.

Kata RR, para oligarki itu lah sesungguhnya yang ngebet ingin Jokowi terus bertahta. Mereka takut kehilangan jabatan dan kekuasaan jika Jokowi lengser. 

Maka itu terutama LBP dan Mldk, berusaha keras ke sana kemari cari dukungan agar Joko Widodo, kalau tidak 3 periode, minimal mundur sampai 2027. Tapi RR optimis pada sikap ketum PDIP Megawati Sukarnoputri. RR mengaku kenal sifat putri Bung Karno itu. Mega itu sangat taat konstitusi. Jadi jika sekarang dia keras menolak baik perpanjangan maupun 3 priode adalah hal positif.

Selain PDIP, yang menolak wacana itu juga Nasdem. Seorang pengamat menyoroti sifat ketum Nasdem Surya Paloh. Dia mengatakan selain kuat pada prinsip, Surya itu berani dan galak. 

Waktu surat kabarnya Prioritas dibredel, dia sampai menantang duel kepada Menteri Penerangan Harmoko. Ditambah PKS dan Demokrat sepertinya Jokowi akan terpaksa bersikap menolak kedua wacana itu. Pendeknya kita semua orang berharap wong Solo ini bersikap tegas, berhenti 2024. Gak perlu lagi "Talunjak luruh kalingkang bakaih".- ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun