Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Yaqut Kholil Qoumas, Gaprah atau Bulinrah?

25 Oktober 2021   06:23 Diperbarui: 25 Oktober 2021   06:25 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa orang lain berasal dari Golkar seperti Abdul Mukti Ali dan Munawir Sadjali. Bahkan ada yang dari tentara. Mereka adalah Alamsyah Ratu Prawiranegara, Tarmizi Taher dan Fahrul Razi.

Melihat keanekaragaman ini, dimana dominasi NUnya ? Mana logika pembebarannya ? Kok bilang hadiah khususon untuk NU. Itu mah aku akuan doang. " Aku Angga" kata orang Sunda mah.

Teman saya juga merunut sejarah pembentukan Kemenag. Kemenag itu dibentuk paling buncit. Awalnya diusulkan oleh Mr Muhammad Yamin dalam rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia . Tapi usul itu ditolak dan tidak terjadi keputusan tentang kemenag itu. Kebanyakan orang berpendapat masalah agama harus dipisahkan dari negara.

Usulan itu kembali muncul dalam sidang pleno Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).25 - 27 Nopember 1945. 

Sidang pleno KNIP yang merupakan parlemen sementara antara 1945 sampai 1950 dipimpin ketua Sutan Syahrir. 

Yang mengusulkan adalah utusan KNIP dari daerah karesidenan Banyumas yaitu KH Abu Dardiri, KHM Saleh Suaidy dan M Sukono Wirjosaputra. 

Ternyata usul itu mendapat dukungan dari banyak anngota tetutama dari partai Masyumi diantaranya Mohammad Natsir, Dr. Muwardi, Dr. Marrzuki Mahdi dan M Kartosudarmo. Akhirnya usul itu diterima oleh Presiden' dan wakil Presiden yang hadir dalam sidang itu.

Jadi tidak ada tuh tokoh NU yang disebut sebut. Apalagi nama Yaqut Kholil Qoumas.

Gak aaadaaa laaaah.

Jadi bagaimana logikanya kok bisa mengakui sebagai hadiah khusus untuk NU. Siapa yang memberikannya. Nini aki ?

Jaka sembung itu kang. Kibul kibulan teriak teman saya dalam percakapan tekepon. Lalu dia menambahkan  ada dua kemungkinan yang  terjadi pada diri Yaqut itu.  "GAPRAH", gagap sejarah atau "BULINRAH" alias ngibulin sejarah. Hahahaha, pungkasnya ketawa lepas.- ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun