Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Yaqut Kholil Qoumas, Gaprah atau Bulinrah?

25 Oktober 2021   06:23 Diperbarui: 25 Oktober 2021   06:25 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menteri Agama bikin gaduh lagi. Kali ini soal klaim sepihak bahwa Kementerian Agama itu hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU). Bukan untuk Islam secara keseluruhan.

Yaqut mengaku awalnya terlibat perdebatan dengan sejumlah stafnya. Mulanya menyangkut soal tagline Kemenag "ikhkas beramal".  Yaqut merasa tagline itu tidak cocok dengan keadaan yang terjadi. Kalau membantu tapi masih menerima pemberian itu bukan ikhlas namanya. "Cekak aosnya" pak menteri mau ganti itu slogan.

Sebelum sampai pada kesepakatan ganti logo, terjadi perbedaan pendapat antara boss Yaqut dengan staf. Pak Menag gak setuju pendapat staf bahwa Kemenag itu hadiah negara untuk ummat Islam. Bukan,  bantah Yaqut. Itu mah hadiah khusus untuk NU. Karena itu wajar jika NU memanfaatkan  semua kesempatan yang ada.

Semua hal itu disampaikan lagi oleh  Menag di dalam Webinar Nasional Rabithah Ma'ahid Al Islamy PBNU dalam rangka Hari Santri Nasional 2021.

Keruan saja ungkapan Menteri  agama itu langsung menyebar di jagat raya republik ini,  melalui berbagai saluran informasi.

Tentu saja ucapan  mantan panglima Banser itu mengusik ulu ati banyak orang.

Bagai disambar petir, ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abas segera bereaksi. Abbas menganggap ucapan Menag itu tidak menghargai kelompok masyarakat lain. Kata dia, cerita Yaqut itu justru telah membuka kelakuan orang orang NU sendiri, mencari dan memanfaatkan peluang sehingga sekarang ini seluruh rakyat tahu kenapa hampir semua jabatan penting dipegang orang-orang NU.

Mustofa Nahrawardaya menyebut pemikiran Menag menunjukkan kemunduran pemikiran yang sangat parah. Yaqut telah memanipulasi pendapat pribadi dengan menggunakan nama organisasi, kata politikus Partai Ummat itu.

Di mata politisi Gerindra, Fadli Zon, Yaqut sudah terlalu sering mengeluarkan pernyataan kontroversial ke ruang publik. Dia sering salah menempatkan diri dan tidak cocok dengan pernyataannya. Presiden harus mengklarifikasi pernyataan pembantunya ini, apakah benar Kemenag itu hadiah hanya untuk Nahdatul Ulama ?

Seorang teman saya nimbrung ketika saya sedang menulis topik ini. Kata dia, Yaqut itu pasti ngibul. Kalau benar itu hadiah untuk NU, kenapa jabatan Menag tidak diberikan semua kepada orang NU. Catat saja H. Rasjidi yang dianggap menteri agama pertama adalah tokoh dan intelektual Muhammadiyah.

Lalu masih ada Menteri Agama lain yang berasal dari Muhammadiyah. Sebutlah Faqih Usman dan Malik Fajar. Lalu ada juga yang dari partai lain. Anwaruddin dari PSII, sementara TM Hasan diketahui tidak bermazhab ke partai maupun organisasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun