Mohon tunggu...
dedi s. asikin
dedi s. asikin Mohon Tunggu... Editor - hobi menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuah Bambu Runcing, Kalahkan Mirtaliur

22 September 2021   13:30 Diperbarui: 22 September 2021   13:35 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita lain berembus dari desa Kalipucung kecamatan Samankulon kabupaten Blitar.

Di sana ada mbah Manshur yang juga piawai menyepuh senjata yang memenuhi unsur 3M, Mudah, Murah dan Meriah.

Adalah kiyai Hisyam putra bungsu mbah  Manshur yang bercerita soal kedahsyatan  awi mencos itu kepada MNCMEDIA.

Kata Hisyam yang waktu perang Surabaya dan Ambarawa itu masih berumur 7 tahun dan pernah ikut ayahanda ke Surabaya, melihat sendiri kedahsyatan senjata yang sudah dirumat mbah Manshur itu. Katanya antara lain bambu runcing itu bisa dilepas dan terbang sendiri menuju sasaran dan "clup"  nyusup  ditubuh musuh. Hampir dipastikan mereka mati  cepat atau lambat.

Lalu ada pula narasi bahwa sesungguhnya bambu runcing itu sudah digunakan ketika perang Dipinegoro di Jawa Tengah (1925-1930).

Kalau dicermati benang merahnya tampak terbentang.  Tenyata ayah mbah Mansur, Abu Mansur dan kakek Kiyai Subchi kiyai Abdul Wahab  adalan mantan pasukan  perang Pangeran  Diponegoro.

 Setelah Pangeran ditangkap dan diasingkan ke Makasar, mereka terus dikejar kejar Belanda maka merekapun mencari tempat persembunyian.  Abu Manshur terdampar di Blitar sedang Abdul Wahab nyampe ke Parakan Temanggung. Mereka terus menetap dan mendirikan pesantren. Mengajar para santri serta  memperdalam ilmu "kanuragan".

Semua yang saya papar dalam tulisan ini saya akhiri dengan pernyataan "wallahualam bishawab".

Semua hanya katanya. Tapi realita sejarah adalah, laskar santri, hizbullah dan sabilillah itu berhasil mengusir tentara sekutu dari Surabaya dan Ambarawa.- ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun