Tetapi kemarin saya terkejut dan sebentar menundukkan kepala.
Ada sebuah chat di WA kemudian, Â yang berbunyi "gara-gara Suroto, harga jagung turun lagi".
Suroto itu seorang peternak ayam yang tiba-tiba "slonongboy" membentang sebuah spanduk di depan hidung presiden Jokowi di Blitar.
Spanduk itu berbunyi ; "Pak Jokowi bantu peternak ayam membeli jagung dengan harga wajar".
Suroto yang sempat disergap dan diamankan polisi akhirnya diundang Presiden ke istana.
Aspirasi peternak ayam Blitar yang dibawa nekad Suroto mendapat tanggapan Presiden. Salah satunya segera setelah itu 3000 ton jagung dikirim ke Blitar. Saya tak paham persis apakah jagung itu hadiah atau beli murah.
Namun yang membuat saya sempat terkejut dan sebentar tertunduk adalah protes teman saya di TASELA itu. Bahwa gara gara Suroto harga jagung turun lagi.
Apakah benar demikian, apakah secepat itu efek sampingnya ? Kok bisa secepat itu ya ? Memang logis terjadi "balak genep" alias "efek gapleh" atas kebijakan harga itu.
Tetapi setahu saya jagung untuk  pakan ternak itu berasal dari jagung impor. Kita memang masih menginpor jagung lebih dari 500 ribu ton setiap tahun. Junlah itu menurun jauh dari 6 tahun'lalu. Tahun 2015 kita masih import 3,3 juta ton jagung.
Sepertinya kebijakan pemerintah tak bisa parsial dengan hanya menurunkan harga jagung doang. Harus dicari modus lain.
Semua komunitas petani harus dilindungi.