Bagaimanapun dapatlah dipastikan ada dana haji yang dipergunakan negara . Itu diakui Direktur Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Resiko Kementerian Keuangan Suminto.
Kata dia BPKH sudah membeli 18 seri Sertifikat Berharga Syariah Negara (SBSN). Nilainya mencapai Rp.36,7 trilliun.
Menurut Ustad Alfian Tanjung dana itu digunakan pemerintah untuk membiayai proyek proyek infrastruktur . Diantaranya proyek Kereta  Api Cepat Bandung Jakarta .
Pertanyaannya amankah dana itu yang secara keseluruhan harus kembali pada bulan Juli 2029 ?.
Kalau ditanya kepada pemirintah pastilah jawabnya pasti aman terkendali. Malah Presiden Joko Widodo yang pertama sekali menyatakan itu. Â Waktu melantikÂ
Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas  Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) 2017 , mengatakan  dana haji itu aman jika digunakan untuk pembiayaan proyek infrakstruktur negara.  Hal yang sama disampaikan juga Wakil President Maruf Amin. Tak hanya menjamin aman terkembalinya itu uang, tapi kata abah juga halal menurut syariat dan Undang Undang.
Mudah mudahan bukan sekedar "nina bobo" untuk membuat hati para pemegang otoritas pengelolaan dana haji senang bukan kepalang . Menang kemudian hal itu diyakini oleh Menteri Agama Yaqut Chalil Qaumas. Demikian halnya dengan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas BPKH.
Keyakinan itu juga dimikiki dan disampakkan oleh Menko PMK Muhajir Efendi sehari setelah bertemu pengurus BPKH.
"Pokolnya dana haji saya yakin aman" kata Profesor Muhajir.
Sebenarnya sebuah hal yang normatif saja bila mereka  yaqin bahwa negara harus merupakan lembaga terpercaya. Kalau ke negara saja tidak percaya lantas mau kemana lagi ?
Tapi tenyata tak semua orang punya keyakinan itu. Ada banyak kalangan yang merasa tidak yakin bahwa dana jutaan ummat itu tak hanya aman terkendali tapi juga aman "terkembali".
Diantara mereka itu  ada ekonom Rizal Ramly , Politisi PKS Mardani Alie Sera, politikus Gerindra Fadli Zon , ustadz Haikal, ustadz Alfian Tanjung bahkan ustadz tak kepalang kondang Abdul Somad dan lain lain
Menurut mereka , selain utang negara sekarang sudah numpuk , juga banyak proyek infrakstruktur yang tidak berjalan dan berhasil dengan baik.
Beberapa proyek yang "bangkar" itu antara lain proyek LRT (Light Rail Transit) atau Kereta Cepat Layang Palembang.
Proyek sepajang 23,4 km itu menghubungkan Bandara Sultan Badarudin II dengan kompleks olah raga Jakabening , dibangun dengan anggaran Rp
12,5 trilyun.Tadinya proyek itu  dibangun untuk sarana transportasi atlet Asian Game 2018.
Kabarnya kini masih sepi penumpang.
PT KAI yang ditugasi mengelola moda transfortasi itu setiap bulan rugi Rp.15 miliar. Sampai 2019 pemerintahn pusat masih mensubsidi Rp.10 Milyar.
Lalu proyek bandara international Kertajati di Majalengka Jawa Barat. Proyek bernilai 2,6 triliun itu bagai "matisuri".
Kerena sepi penumpang kini tidak ada pesawat yang turun naik di sana. PT BIJB pengelola, terancam bangkrut
Rekening listrik yang berjumlah Rp1,5 miliar nyaris tak terbayar. Manejemen terpaksa memadamkan semua AC hingga rekening listrik itu turun menjadi Rp.450 juta. Utnuk menambah pemasukan terpaksa menyewakan spot2 disana untuk kegiatan prewedding.
Masih banyak proyek infrastruktur yang terancam tak berjalan semestinya.  Disebutkan proyek LRT Jabotabek dan Kereta  Api Cepat Bandung Jakarta juga terancam rugi.
Wallahu alam.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H