Rupanya kehidupan miskin yang menderanya selama ini sebagai wartawan dan seniman, telah memberi  kesempatan penyakit bersarang di tubuhnya. Memang kehidupan bujangan ini sangat mengenaskan.  Ia tinggal di rumah bambu yang dikontraknya. Nyaris tak pernah beli baju baru. Untuk menutup tubuhnya ia selalu beli pakaian bekas di loakan.
Penyakitnya itu  semakin parah menggerogotinya dalam penjara. Dengan alasan kemanusiaan, ia dilepas dari tahanan.  Tapi di luar, ia  hanya bertahan beberapa hari saja. Maut merenggutnya pada  tanggal 17 Agustus 1938. Pria kurus itu  tak sempat ikut mendengar proklamasi kemerdekaan RI 7  tahun kemudian. Ia meninggal dalam usia 35 tahun dan belum sempat  menikah.
Karena jasanya dalam perjuangan kemerdekaan, ia dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 17 Agustus 1971. Selain itu, ia juga dianugerahi bintang mahaputra utama kelas III.- ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H