"Teleologi persepsi" komparasi pemikiran islam dan barat
Assalamualaikum Wr. Wb
Dalam paradigma islam khususnya mula sadra persepsi itu merupakan idrak atau perjumpaan. Bahwasanya perjumpaan persepsi itu saling memahami. Atau pemahaman kita akan akal. Dan pemahaman ini di sebut objek pemahan akal. Dari kesadaran akan potensi akal menjadi pemahaman objek akal. Dan Ini hadir secara khudur. Arah dan tujuan dari persepsi itu adalah realitas.
Dalam pandangan Barat khususnya thomas nagel. Â Thomas Nagel (2012), meskipun bukan seorang ahli biologi, mengusulkan penjelasan evolusi non- Darwinian yang menggabungkan hukum teleologis yang impersonal dan alami untuk menjelaskan keberadaan kehidupan, kesadaran , rasionalitas , dan nilai objektif. [10]Â
Apapun, keakuratannya juga dapat dipertimbangkan secara independen dari kegunaannya: merupakan pengalaman umum dalam pedagogi bahwa minimum teleologi nyata dapat berguna dalam memikirkan dan menjelaskan evolusi Darwin bahkan jika tidak ada teleologi sejati yang mendorong evolusi. Dengan demikian, lebih mudah untuk mengatakan bahwa evolusi "memberi" serigala gigi taring tajam karena gigi -gigi "melayani tujuan" pemangsaan terlepas dari apakah ada realitas non-teleologis yang mendasarinya di mana evolusi bukanlah aktor dengan niat.
Dengan kata lain, karena kognisi dan pembelajaran manusia sering bergantung pada struktur naratif cerita (dengan aktor, tujuan, dan proksimal daripada penyebab distal), beberapa level minimal teleologi mungkin diakui sebagai berguna atau setidaknya dapat ditoleransi untuk tujuan praktis bahkan oleh orang yang menolak keakuratan kosmologisnya.
Komparasi dari pemikiran ini adalah sama-sama memiliki tujuan. Tujuan dimanakah itu....? Dan Apa maksud dari tujuannya itu..?
Wassalam..
*Satria Lukman (Fitrah_emon)*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H