Mohon tunggu...
Dedi  Aman Syarfa Naba
Dedi Aman Syarfa Naba Mohon Tunggu... Lainnya - Pemuda Santun Dan Berbudaya

Kabarakatino Witeno Wuna, Witeno Wuna Kalembohano Reaku

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teleologi Persepsi

30 Mei 2020   16:18 Diperbarui: 30 Mei 2020   16:22 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fitrah_emon (Doc. istimewah) 

"Teleologi persepsi" komparasi pemikiran islam dan barat

Assalamualaikum Wr. Wb

Dalam paradigma islam khususnya mula sadra persepsi itu merupakan idrak atau perjumpaan. Bahwasanya perjumpaan persepsi itu saling memahami. Atau pemahaman kita akan akal. Dan pemahaman ini di sebut objek pemahan akal. Dari kesadaran akan potensi akal menjadi pemahaman objek akal. Dan Ini hadir secara khudur. Arah dan tujuan dari persepsi itu adalah realitas.

Dalam pandangan Barat khususnya thomas nagel.  Thomas Nagel (2012), meskipun bukan seorang ahli biologi, mengusulkan penjelasan evolusi non- Darwinian yang menggabungkan hukum teleologis yang impersonal dan alami untuk menjelaskan keberadaan kehidupan, kesadaran , rasionalitas , dan nilai objektif. [10] 

Apapun, keakuratannya juga dapat dipertimbangkan secara independen dari kegunaannya: merupakan pengalaman umum dalam pedagogi bahwa minimum teleologi nyata dapat berguna dalam memikirkan dan menjelaskan evolusi Darwin bahkan jika tidak ada teleologi sejati yang mendorong evolusi. Dengan demikian, lebih mudah untuk mengatakan bahwa evolusi "memberi" serigala gigi taring tajam karena gigi -gigi "melayani tujuan" pemangsaan terlepas dari apakah ada realitas non-teleologis yang mendasarinya di mana evolusi bukanlah aktor dengan niat.

Dengan kata lain, karena kognisi dan pembelajaran manusia sering bergantung pada struktur naratif cerita (dengan aktor, tujuan, dan proksimal daripada penyebab distal), beberapa level minimal teleologi mungkin diakui sebagai berguna atau setidaknya dapat ditoleransi untuk tujuan praktis bahkan oleh orang yang menolak keakuratan kosmologisnya.

Komparasi dari pemikiran ini adalah sama-sama memiliki tujuan. Tujuan dimanakah itu....? Dan Apa maksud dari tujuannya itu..?

Wassalam..

*Satria Lukman (Fitrah_emon)*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun